bahaya berilmu
bahaya berilmu

Bahaya Berilmu tanpa Beradab

Aku Lebih Menghargai Orang Yang Beradab Dari pada Orang Yang Berilmu. Kalau Hanya Berilmu, Iblis-pun Lebih Tinggi Ilmunya Daripada Manusia

– Asy Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani-


Adab memiliki makna kesopansantunan dan kebaikan budi pekerti. Adab merupakan pengetahuan yang dapat menjaga diri dari segala sifat-sifat yang tercela serta melatih diri untuk selalu menghiasi perkataan dan tindakan dengan budi pekerti dan akhlak mulia.

Sedangkan ilmu sendiri memiliki arti seluruh usaha untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi realitas alam dan manusia. Ilmu dibatasi oleh rumusan yang pasti dan hal ini dapat membatasi ruang lingkup pandangan manusia.

Tidak dapat dipungkiri adab dan ilmu memang keduanya penting bagi kehidupan manusia. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba yang derajatnya paling tinggi dan yang mulia karena Akhlaknya baik dalam hal ibadah”. (HR. Thabrani).

Manusia yang memiliki ilmu tinggi namun tidak beradab berarti ilmu yang ia dapatkan tidak mampu untuk mendidik dirinya. Ilmu yang dimiliki tidak menghantarkan pada pribadi yang berakhlak justru meninggikan diri dengan sifat kesombongan.

Seseorang akan menjadi orang yang beradab, apabila ia mampu menempatkan dirinya pada sifat kehambaan yang hakiki. Seorang hamba akan menyadari kekurangannya dan selalu merasa diri penuh kesalahan untuk selalu memperbaiki diri.

Tidak sedikit orang berilmu tinggi namun perilakunya tidak mencerminkan sebagai  orang berilmu. Hal ini dikarenakan ilmu yang dimilikinya hanya membuahkan kepintaran sebagai manusia yang pandai berdebat atau pandai dalam menulis namun ilmu yang dimilikinya tidak mampu menyentuh hatinya. Ilmu yang dimilikinya tidak mampu mewarnai perilakunya.

Sebaliknya orang beradab dengan sedikit ilmu yang dimilikinya akan mampu menghasilkan manfaat bagi mahluk lain. Memberikan kemanfaatan inilah yang membedakan diri seorang beradab dan tidak beradab dalam menerapkan ilmunya.

Manusia yang hanya mengedepankan ilmunya akan banyak membuat kerusakan di muka bumi. Pengetahuan yang semakin canggih tidak mampu membawa kemashalatan tetapi justru menimbulkan mala petakan. Kenapa? Adab yang dimiliki manusia semakin terkikis oleh perubahan zaman.

Manusia merasa mampu menguasai dunia dengan ilmunya. Manusia menjadi sombong dan merasa serba tahu segalanya. Akibatnya, manusia berilmu tanpa memiliki adab tak segan-segan berbuat semena-mena baik sesama manusia maupun mahluk hidup lainnya termasuk merusak alam hanya untuk kepentingan pribadinya.

Orang berilmu belum tentu memiliki adab yang baik karena ilmunya tidak memiliki syafaat untuk sesamanya. Sedangkan orang beradab pasti ilmunya akan lebih bermanfaat untuk sesamanya. Meski hanya sedikit ilmu yang dimilikinya namun ia akan tetap mengutamakan mekaslahatan bagi sesamanya, dengan tidak merugikan mahluk hidup lainnya.

Karena itulah, Syaikh Abdul Qadir Al-Jailaniberkata :Aku Lebih Menghargai Orang Yang Beradab Dari pada Orang Yang Berilmu. Kalau Hanya Berilmu, Iblis-pun Lebih Tinggi Ilmunya Daripada Manusia. Hal ini semestinya bukan penegasan bahwa orang berilmu itu tidak mulia, tetapi berilmu tanpa adab hanya akan menghantarkan pada kerusakan.

Sekarang ini banyak ditemui seseorang yang makin besar ilmu yang dimilikinya, namun tidak semakin baik kepribadiannya, semakin tidak tercermin perilaku yang mulia, bahkan ia semakin jauh dari Allah. Rasulullah SAW bersabda:

“من ازداد علما ولم يزدد هدي لم يزدد من الله الا بعدا”

Artinya: “Siapa yang bertambah ilmunya sedangkan hidayahnya (amalannya) tidak bertambah, maka ia hanya bertambah jauh dari rahmat Allah.”

Inilah contoh dari perilaku Iblis.  Iblis bukan makhluk yang bodoh. Ia memiliki ilmu yang tinggi. Hal yang tidak banyak diketahui oleh manusia yaitu tentang kealiman yang dimiliki oleh iblis dengan ilmu yang selama ini dimilikinya. Jika engkau bertanya kepada iblis tentang isi dalam Al-Quran, maka iblis akan bisa menerangkan isinya dengan sangat jelas. Bahkan iblis tahu persis kapan ayat itu diturun Allah kepada Nabi Muhammad.

Jika engkau bertanya tentang ilmu hadist kepada iblis, maka iblis akan sangat pandai menjelaskannya, karena iblis memahami asbabul wurud dari semua hadist dari sabda Rasulullah. Dan jika engkau bertanya tentang kisah para nabi, maka iblis akan dengan tepat menceritakan semuanya dengan sangat terperinci, karena iblis sudah ada sejak jaman para Nabi Allah.

Tetapi apa yang menyebabkan Iblis jatuh dalam kebinasaan adalah karena kesombongannya. Iblis tidak memiliki adab dalam mengamalkan ilmunya. Perlu diketahui bahwa Iblis adalah ahli dalam segala ilmu yang ada di dunia ini. Namun iblis sama sekali bukan kekasih Allah. Karena dalam diri iblis terdapat kesombongan dan rasa lebih dari segalanya.

Semoga kiranya Allah senantiasa menyadarkan kita untuk selalu melakukan introspeksi diri terhadap ilmu yang dimiliki. Semoga ilmu yang kita miliki bisa mendekatkan diri kepada Allah, bukan justru menjauhkan diri dari Allah. Caranya adalah menyandingkan ilmu dengan Adab.

Wallahu a’lam

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Santri

Semangat Jihad Santri Kini Bertransformasi Jadi Perjuangan Intelektual dan Kultural

Semarang — Peringatan Hari Santri Nasional 2025 yang jatuh pada Selasa (22/10) diperingati secara khidmat …

Gubernur Jatim Khofifah Parawansa hadiri Lirboyo Bersholawat

Hari Santri: Panggilan Suci Teguhkan Peran Santri Sebagai Penjaga Iman, Bangsa, dan Peradaban Dunia

Kediri — Hari Santri bukan sekadar peringatan, melainkan panggilan suci untuk meneguhkan peran santri sebagai …