pembubaran midodareni
pembubaran midodareni

Belajar dari Kasus Pembubaran Midodareni : Sikap Intoleran Melahirkan Tindakan Ekstrem

Bulan Agustus adalah bulan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Momen ini sseharusnya menjadi bahan refleksi untuk saling menguatkan persatuan, kesatuan dan menumbuhkan sikap toleransi antar warga Indonesia. Akan tetapi baru-baru ini di daerah Metrodanan Solo ada sekelompok orang yang menamai dirinya Laskar Solo mempertontonkan sikap intoleran. Kasus itu terjadi hanya karena perbedaan praktik keagamaan yang berujung tindakan ekstrem berupa pembubaran dan pengeroyokan saat praktik keagamaan itu berlangsung.

Kita tahu bersama bahwa Indonesia adalah negara dan bangsa yang memiliki banyak sekali perbedaan, mulai dari suku, ras, bahasa, tradisi, agama dan pemahaman agama itu sendiri. Fakta inilah yang seharusnya membuat semua warga Indonesia untuk mengedepankan sikap toleransi dalam setiap pemahaman dan tindakannya.

Berita pembubaran paksa acara midodareni (doa persiapan sebelum acara pernikahan) yang berujung pengeroyokan kepada beberapa orang yang menghadirinya sangatlah mencoreng persatuan yang sudah dibangun oleh para pendiri bangsa dan juga merusak rajutan ukhuwah islamiyah yang sudah diawali oleh Rasulullah dengan cara damai dan santun. Patut disayangkan sekali, kasus yang berujung pembubaran paksa dan pengeroyokan ini disebabkan oleh fitnah dan ketidaktahuan mereka akan syariat Islam yang baik dan relasinya dengan upacara adat di Indonesia.

Tak tanggung-tanggung sikap intoleran dan tindakan ekstrem kali ini menyasar kepada dzuriyyah Rasulullah, yakni keluarga Habib Umar Assegaf yang menggelar acara midodareni di rumahnya. Kaum intoleran ini datang beramai-ramai. Ada sekitar 100an orang yang menuntut paksa acara tersebut bubar. Banyak mobil dirusak dan setidaknya ada empat orang orang mengalami pemukulan. Salah satunya adalah Kapolresta Solo yang datang kesitu untuk mengamankan acara dari tindakan ekstrem.

Berkaca dari kasus ini, kita bisa ambil hipotesa bahwa sikap intoleran akan melahirkan tindakan ekstem. Kelompok intoleran pada acara itu menganggap bahwa acara midodareni ini telah keluar dari Islam dan menyebut orang-orang di dalam acara sebagai kafir. Padahal acara midodareni itu hanya berisi ucapan-ucapan doa yang ditujukan kepada calon pasangan suami-istri. Hal tersebut malah dianjurkan oleh nabi Muhammad SAW.

Sikap intoleran dan tindakan ekstrem telah menelan banyak kerugian. Di satu sisi mereka telah menciptakan semacam keraguan tentang Islam dan ajarannya. Di sisi lain kerja mereka adalah meneror orang yang tidak sepaham dengan mereka, bahkan nantinya bisa berubah menjadi kekerasan fisik seperti dalam kasus midodareni ini.

Rasulullah Menyuruh Sikap Santun dan Melarang Tindakan Ekstrem

Damai dan suasana harmonis akan menciptakan, kemakmuran, kemajemukan kesejahteraan dan kebahagiaan. Sedangkan kekerasan dan kekacauan akan menciptakan ketidakseimbangan dan kehancuran. Karena alasan ini Rasulullah telah menghalangi semua kesempatan dan pintu kemungkinan masuknya rencana buruk itu semua pada zaman dulu. Beliau menganjurkan kelembutan, kebaikan, saling kasih sayang menyayangi dan memaafkan. Aisyah berkata bahwa Rasulullah bersabda, “sesungguhnya Allah itu maha santun, menyukai sikap santun dan memberi kepada kesantunan apa yang tidak diberikan kepada kekejaman.” (H.R.  Muslim).

Kasih sayang dan keramahan adalah sikap membangun. Namun kekejaman dan kekerasan menciptakan kerusakan. Kelembutan dan sikap moderat adalah simbol keselamatan sementara sikap intoleran, tindakan ekstrem dan fanatisme adalah gambaran kebencian dan keganasan. Tindakan ekstrem (berlebihan) tidak akan pernah membawa kebaikan, entah itu di dunia ataupun akhirat. Apalagi, jika kekerasan dan kekejaman diatasnamakan ajaran agama. Rasulullah bersabda, “berhati-hatilah kalian dari sikap ekstrem dalam beragama, (karena) sesungguhnya sikap seperti itulah yang telah menghancurkan umat sebelum kalian.” H.R Ibnu Majah

Rasulullah dapat melihat dan mengisyaratkan akan adanya kelompok intoleran dan ekstrem yang mengatasnamakan agama. Oleh sebab itu beliau membedakan jihad dengan kekerasan ataupun pembunuhan. Bahkan beliau memperingatkan umat Islam akan adanya aktivitas kekerasan atau pembunuhan yang mengatasnamakan jihad membela agama. Rasulullah menjelaskan secara tegas bahwa salah satu ciri-ciri kelompok intoleran dan ekstrem di  tubuh umat Islam adalah kelompok yang paling mengaku sebagai mujahidun.

Rasulullah sudah mewanti-wanti adanya kelompok intoleran di akhir zaman. Ali bin Abi Thalib berkata bahwasanya Rasulullah pernah bersabda, “di akhir zaman akan muncul suatu kaum yang terdiri dari generasi muda dangkal pemikirannya dan mereka berkata dengan sebaik-baik perkataan manusia yang hanya sebatas kerongkongan mereka saja. Mereka keluar dari agama seperti anak panah yang melesat dari busurnya.” H.R Al-Bukhari.

Pihak kepolisian harus segera menyelesaikan kasus ini. Jika kepolisian terkesan melakukan pembiaran atau tidak tegas dalam mengurusi kasus ini, maka potensi kelompok intoleran melakukan kesewenang-wenang kejahatan semacam ini tinggi. Apalagi, kasus intoleran dan ekstrem ini atas dasar fitnah dan kedangkalan dalam memahami agama dan tradisi di Nusantara.

Dari dulu semenjak zaman walisongo sampai sekarang, tradisi ini berjalan dengan sangat damai tidak ada yang menolak dengan keras. Jangan sampai kasus midodareni ini menjadi momentum mewabahnya  sikap intoleran, tindakam ekstrem dan aksi teroris di Indonesia. Maka dari itu, mari kita dukung kepolisian mengusut tuntas perkara ini dan kita sebagai warga Indonesia sekaligus bagian dari umat Islam untuk selalu bersikap santun dan lembut kepada siapapun sesuai sunnah Rasulullah SAW.

Bagikan Artikel ini:

About M. Alfiyan Dzulfikar

Check Also

ilustrasi masjid tempat ibadah umat

Bersemangatlah dalam Beribadah (2): Cara Menghindari Kemalasan

Dalam tulisan sebelumnya, sudah dijelaskan betapa Allah SWT menganugerahkan kemurahan dan kemudahan kepada kita untuk …

ibadah

Bersemangatlah Dalam Beribadah (1): Tiada Kesukaran dalam Agama

Allah memerintahkan kita beribadah, pastilah itu bermanfaat dan baik untuk kita sendiri. Tak mungkin ada …