kisah nabi adam
kisah nabi adam

Benarkah Nabi Adam As Diciptakan sesuai Bentuk Allah Swt ?

Wahhabi meyakini Nabi Adam As diciptakan oleh Allah swt seperti bentuk Allah swt. keyakinan ini didasarkan kepada hadits Nabi saw:

خَلَقَ اللَّهُ آدَمَ عَلَى صُورَتِهِ طُولُهُ سِتُّونَ ذِرَاعًا

Artinya: “Sesungguhnya Allah menciptakan Adam sesuai bentuknya yang panjangnya 60 dzira” (HR. Muslim dan Lainnya)

Redaksi lain sebagaimana diriwayatkan imam At Thabarani:

لا تُقَبِّحُوا الْوَجْهَ, فَإِنَّ ابْنَ آدَمَ خُلِقَ عَلَى صُورَةِ الرَّحْمَنِ

Artinya: “Janganlah kalian mencela bagian wajah, karena anak adam dicipitakan sesuai bentuk Arrahman” (HR. At Thabarni)

Orang-orang Mujassimah dan Musyabbihah seperti Wahhabi menjadikan dua riwayat ini sebagai dasar bahwa Allah swt dalam menciptakan Nabi Adam as sesuai dengan bentuk Allah swt yang panjangnya hanya 60 dzira’. Dari pernyataan Wahhabi ini, ada tiga kesimpulan yang bisa dipetik. Pertama, Allah swt memiliki bentuk tubuh. Kedua, bentuk Nabi Adam as dan keturunannya tidak jauh berbeda dengan bentuk Allah swt. yaitu panjangya 60 dzira’. Ketiga, Allah swt memiliki ukuran tubuh; panjang dan lebarnya.

Hal ini berbeda dengan yang dipahami oleh mayoritas umat Islam. Mayoritas umat Islam meyakini Allah swt suci dari keterbatasan, baik ukuran, ruang, tempat dan waktu. Begitu juga umat Islam meyakini Allah swt tidak berbentuk jisim yang memiliki bentuk tertentu. Sebab itulah, para ulama’ Hadits, Tafsir dan Fiqh sepakat bahwa maksud dari hadits di atas tidak seperti apa yang diyakini Wahhabi, Allah swt memiliki bentuk tubuh, ukuran dan tempat. Tetapi maksud hadits tersebut yaitu Allah swt menciptakan Nabi Adam as sesuai bentuknya Nabi Adam as yang memiliki mata, hidung, telinga, tangan, kaki dan organ-organ tubuh yang lain. Artinya Nabi Adam as diciptakan dengan bentuk yang sama ketika masih di Surga. Tidak memiliki bentuk tubuh yang berbeda ketika berada di dua tempat tersebut.

Hakikatnya, titik persoalan hadits tersebut ialah tentang marja dhamir (kembalinya dhamir) apakah kepada Allah swt atau kepada Adam as. Ulama’ hadits sepakat bahwa marja’ dhamir yang terdapat pada lafadz shuratihi kembali kepada Adam as. Imam Nawawi menjelaskan di dalam Syarh An Nawawi Ala Muslim:

وَهَذِهِ الرِّوَايَة ظَاهِرَة فِي أَنَّ الضَّمِير فِي ( صُورَته ) عَائِد إِلَى آدَم ، وَأَنَّ الْمُرَاد أَنَّهُ خُلِقَ فِي أَوَّل نَشْأَته عَلَى صُورَته الَّتِي كَانَ عَلَيْهَا فِي الْأَرْض ، وَتُوُفِّيَ عَلَيْهَا ، وَهِيَ طُوله سِتُّونَ ذِرَاعًا

Artinya: “Riwayat ini sudah jelas, bahwa Dhamir pada lafadz “shuratihi” kembali kepada Adam. Dan maksudnya Adam diciptakan sejak awal dengan bentuk sebagaimana ia berada di bumi, dan diwafatkan di bumi. Panjangnya 60 dzira’

Ulama’ hadits lainnya, seperti al Qasthalani di dalam Irsyadus Sari juga mengatakan sama sebagaimana imam Nawawi:

(خَلَقَ اللهُ آدَمَ عَلَى صُوْرَتِهِ) اَلضَّمِيْرُ عَائِدٌ عَلَى آدَمَ أَيْ خَلَقَهُ تَمَامًا مُسْتَوِيًا

Artinya: Dhamir pada hadits khalaqallahu Adama ala shuratihi kembali kepada Adam. Artinya Allah swt menciptakan Adam dengan sempurna

Sekalipun sebagian kecil dari ulama’ ada yang berpendapat dhomir tersebut kembali kepada Allah swt, dengan dasar hadits:

فَإِنَّ ابْنَ آدَمَ خُلِقَ عَلَى صُورَةِ الرَّحْمَنِ

Hanya saja pemahamannya tidak sama dengan Wahhabi. Menurut sebagian ulama ini, maksud ala shuratir rahman (sebagaimana bentuk Allah swt) adalah Allah swt memberikan sifat-sifat Allah swt kepada Adam as, seperti sifat hidup, mati, mendengar, melihat, dan berbicara sebagaimana Allah swt juga memiliki sifat-sifat tersebut. Sekalipun sama nama sifat ini tapi tidak sama dalam aspek ainiyahnya (dzatnya). Mendengarnya Allah swt tentu tidak sama dengan mendengarnya manusia, begitu juga melihatnya Allah swt tidak sama dengan melihatnya manusia.

Pendapat ini menurut ulama’ yang menshahihkan hadits yang kedua tersebut. Sementara menurut ulama’ lain, seperti Ibn Hajar al Haitsumi, Ibn Hajar al Atsqalani, imam Nawawi dan ulama’-ulama’ hadits lainnya, mengatakan hadits yang kedua (ala shuratir rahman) adalah hadits dhoif, karena terdapat perawi yang mudallis. Imam Nawawi berkata:

وَرَوَاهُ بَعْضهمْ : ( إِنَّ اللَّه خَلَقَ آدَم عَلَى صُورَة الرَّحْمَن )، وَلَيْسَ بِثَابِتٍ عِنْد أَهْل الْحَدِيث

Artinya: Sebagian ulama meriwayatkan dengan redaksi innallaha khalaqa Adama ala shuratir rahman hadits ini tidak tetap menurut ulama ahli hadits

Dengan demikian, Ahlussunnah wal Jama’ah yang merupakan aqidah mayoritas umas Islam tidak meyakini Nabi Adam as diciptakan bentuknya seperti Allah swt. Karena Allah swt suci dari bentuk apapun. Allah swt berfirman: “Allah swt tidak sama dengan apapun.

 

Wallahu alam

Bagikan Artikel ini:

About M. Jamil Chansas

Dosen Qawaidul Fiqh di Ma'had Aly Nurul Qarnain Jember dan Aggota Aswaja Center Jember

Check Also

al quran hadits

Bolehkah Menerima Hadits dari Perawi Syiah ?

Di dalam menilai kredibilitas suatu hadits, maka dapat dilihat dari dua aspek; Pertama, dari aspek …

rasulullah

Apakah Rasulullah Saw Pernah Berbuat Salah ?

Ulama’ Salaf dan Khalaf sepakat bahwa Nabi Muhammad saw adalah sosok manusia yang ma’shum (terjaga), …