tangisan Rasul untuk umat
tangisan Rasul untuk umat

Doa Rasulullah yang Berisi 4 Kunci Kesuksesan

Doa termasuk kategori dalam ibadah. Pada hakikatnya doa merupakan bentuk pengakuan diri atas ketidakberdayaan di hadapan Penciptanya. Dari sini, orang yang tak mau berdoa berarti menganggap dirinya telah mampu bahkan tak sadar dirinya sudah terhinggapi penyakit sombong.

Nabi Muhammad SAW sebagai seorang teladan yang baik menganjurkan umatnya untuk selalu berdoa. Salah satu doa Rasulullah yang berisi 4 permintaan patut kita amalkan, seperti dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim

عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ  أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ كَانَ يَقُولُ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعفافَ والْغِنَى رواه مسلم.

Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud RA bahwasanya Nabi berdoa:” Ya Allah, aku meminta kepadamu agar selalu diberikan petunjuk, bertambah ketakwaan, mampu menjaga diri dan selalu tercukupi.” (HR. Muslim).

Imam al-Munawi dalam Faidhul Qadir menjelaskan maksud hadits diatas yaitu bahwa Nabi meminta 4 hal.

Pertama, agar selalu diberikan petunjuk (hidayah) ke jalan yang lurus yaitu jalan orang-orang yang diberikan kenikmatan yaitu Para Nabi, Orang yang benar (Shiddiqin) dan para Syuhada (orang yang mati dalam peperangan untuk menegakkan Islam).

Kedua, bertambah ketakwaan, selalu takut akan siksaan-Nya dengan menjauhi larangan-larangan-Nya.

Ketiga, agar dilindungi supaya tak terlalu tergiur dalam urusan duniawi. Harta, tahta, wanita sebagai hiasan dunia yang selalu menyilaukan setiap mata manusia. Banyak orang yang hancur harga dirinya disebabkan terlena akan kecantikan paras wajah wanita. Beruntung orang yang mampu menahan dari godaan dunia.

Keempat, selalu tercukupi kebutuhannya dengan tak terlalu menggantungkan diri kepada orang lain.

Sedangkan menurut Imam Thayyibi menjelaskan bahwa hidayah dan ketakwaan seseorang sebagai kunci mendapatkankan keberuntungan dunia dan akhirat juga sebagai modal dasar seseorang memiliki akhlak yang mulia.

Imam al-Munawi dalam Faidhul Qadir mengutip perkataan Imam Ibnu Arabi membagi akhlak menjadi tiga bagian. Pertama, Akhlak yang manfaatnya bagi orang lain (Khuluqun Mutaaddi) seperti memiliki sifat dermawan. Kedua, Akhlak yang bermanfaat bagi diri sendiri seperti memiliki sifat wara’ (menjaga kehati-hatian). Ketiga, Akhlak yang baik untuk diri sendiri dan orang lain seperti bersabar atas perilaku buruk orang lain.

Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa Nabi mengajanjurkan umatnya agar selalu memegang ketakwaan dan menjaga akhlak yang mulia dengan hidup mandiri tak menyusahkan atau merugikan orang lain.

Bagikan Artikel ini:

About Moh Afif Sholeh

Alumnus Pascasarjana Institut PTIQ Jakarta dan Guru Bahasa Arab di SMA Islam Cikal Harapan BSD

Check Also

Lemah Lembut dalam Pergaulan

Anjuran Bersikap Lemah Lembut dalam Pergaulan

Islam menekankan pentingnya bersikap yang baik dan bijaksana dalam berhubungan dengan sesama

ulama nusantara

Siapa yang Pantas Menyandang Gelar Ulama

Ulama merupakan jama’ dari kata alim yang berarti orang yang mengetahui ilmu dan mampu mengamalkannya.