pengusaha sukses
pengusaha sukses

Kunci Kesuksesan Bisnis Rasulullah : Profesional dan Optimis

Jika umat muslim hari ini hanya selalu memandang sisi kesederhanaan yang selalu ditampakkan Rasulullah Saw dalam kehidupan sehari-harinya itu sah-sah saja untuk menghindari sikap sombong, angkuh dan berlebih-lebihan. Akan tetapi, keliru jika cara pandang tersebut justru menggiring untuk meninggalkan total kehidupan duniawi dan membebaskan diri dari persaingan hidup yang begitu ketat.

Pandangan demikian berarti gagal memotret kehidupan Nabi secara kaffah. Ini sangat penting karena kehidupan Rasulullah Saw sendiri sejak kecil hingga dewasa sarat dengan sikap professionalisme dan optimisme dalam setiap kehidupannya mulai dari berdagang hingga menjadi pemimpin umat Islam di masanya.

Beliau adalah seorang yang yatim piatu, ayahnya Abdullah bin Abdul Muttalib, wafat ketika masih dalam kandungan. Ibunya Aminah binti Abdul Wahab wafat saat ia masih berumur enam tahun sehingga pembinaannya beralih ke pamannya Abu Tholib bin Abdul Muttalib. Abu Tholib adalah ayah kandung dari Ali bin Abi Tholib yang kemudian menjadi menantu dan sahabat Rasulullah Saw dalam berdakwah.

Rasulullah Saw sejak kecil ia telah sibuk mengembala kambing. Orang-orang Mekkah mempercayakan kepadanya  untuk mengembalakan kambing-kambingnya dengan sistem bagi hasil. Dari usaha itu, Muhammad kecil menguasai pasar ternak di kota Mekkah karena sikap professional dan kejujurannya dalam mengelola amanah yang diberikan kepadanya. Di pasar Ukkaz, Muhammad dikenal dan menjadi buah bibir di kalangan pengunjung sebagai pengusaha ternak yang baik dan jujur.

Ketika berumur 12 tahun Beliau sudah melintasi kawasan Makkah untuk melakukan ekspansi bisnisnya hingga ke negeri-negeri Syam dan sekitarnya. Bersama pamannya, Nabi melakukan transaksi bisnis di sektor peternakan. Dalam perjalanan bisnis itulah ia bertemu dengan seorang pendeta dan melihat pada diri anak muda ini terdapat tanda-tanda kenabian.

Rasulullah Pengusaha Sukses

Namanya bukan saja melambung tinggi di Mekkah, akan tetapi merambah ke wilayah-wilayah sekitar Mekkah termasuk Madinah sebagai orang terpercaya. Ketika suku-suku Arab berbeda pendapat siapa yang berhak meletakkan kembali hajar aswad itu ke tempat semula setelah bergeser akibat penambahan yang dilakukan oleh orang-orang Arab kala itu, mereka menyerahkan kepada Muhammad muda untuk menyelesaikan perdebatan yang hampir mengakibatkan peperangan antara suku hanya karena pertikaian antara mereka siapa yang berhak meletakkan batu itu ke tempat semula. 

Peristiwa di atas semakin menambah reputasi Muhammad di kalangan suku-suku Arab sebagai orang yang bijak dan terpercaya. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Rasulullah Saw senantiasa mengajarkan kepada umatnya konsep sukses dalam kehidupan bermasyarakat dan etika berbisnis yang harus dipegang oleh seorang muslim yang bergelut dalam dunia bisnis.

Profesionalisme dalam berusaha yang dicapai Rasulullah Saw telah membuat seorang janda kaya raya di Mekkah tertarik kepadanya. Menurut statistik Mekkah saat itu bahwa Siti Khadija binti Khuwaelid memiliki kekayaan yang mencapai 90% dari kekayaan total penduduk Mekkah. Khadijah yakin bahwa jika ia menjalin hubungan keluarga dengan Muhammad maka usahanya akan semakin sukses karena kepercayaan dan kejujuran yang telah dimiliki oleh Muhammad.

Yang menarik ketika paman Rasulullah Saw, Abu Tholib bin Abdul Muttalib melamarkan Rasulullah Saw untuk menikahi Siti Khadijah, ia tidak datang hanya dengan kata-kata hikmah dan kemulian yang dimiliki sukunya, tetapi menyerahkan mahar yang mungkin tidak pernah dilakukan oleh masyarakat Arab pada saat itu. Menurut riwayat bahwa Abu Tholib menyerahkan empat ribu dirham emas dan 100 ekor unta dan masih banyak lainya yang diserahkan kepada keluarga Khadijah sebagai mahar.

Jumlah mahar itu mengungguli mahar-mahar yang biasanya diberikan oleh Arab kepada calon istrinya. Khadijah juga memang terkenal sebagai orang kaya raya dan menerima mahar itu dengan penuh kepuasaan.

Rasulullah memang selalu menunjukkan sikap kesedarhanaan dalam hidupnya, namun bukan berarti bahwa bekerja secara professional dan berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi hajat hidup agar hidup layak dilarang oleh Rasulullah. Rasulullah justru selalu mengajarkan profesionalisme untuk menjaga kepercayaan. Beliau juga sangat optimis dalam bekerja dan berusaha sebagaimana yang kita lihat dalam sejumlah hadisnya. 

Namun, apa yang diajarkan oleh Nabi bahwa kekayaan dan kesuksesan yang dicapai bukanlah untuk berfoya-foya atau membanggakan diri di tengah-tengah komunitas. Apapun apapun yang dicapai dalam hidup ini semuanya hanya untuk Allah semata.

Prinsip yang harus dipegang dalam meneladani nabi adalah berusaha dan bekerja profesional dengan optimisme tinggi mencapai harapan. Lalu, bersikap sederhana ketika meraih kesuksesan.

Wallahu a’lam    

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Lebaran Topat perkuat silaturahmi dan jaga tradisi leluhur

Lebaran Topat di Mataram Pupuk Silatarahmi Antaragama dan Jaga Tradisi Leluhur

Mataram – Seperti di daerah-daerah lain saat Hari Raya Idul Fitri, di Kota Mataram, Nusa …

KH Yusnar Yusuf Rangkuti PhD

Tak Bertentangan dengan Syariat Islam, Budaya dan Kearifan Lokal Saat Idulfitri Perlu Terus Dilakukan

Jakarta – Perayaan Idulfitri di Indonesia biasanya diramaikan dengan berbagai budaya dan kearifan lokal, sesuai …