Nabi Yunus
Nabi Yunus

Hikmah Kisah Nabi Yunus: Haruskah Menunggu Ancaman Azab untuk Bertaubat?

Kisah dakwah Nabi Yunus memperlihatkan kebiasaan kaum terdahulu yang menunggu ancaman azab untuk bertaubat.


Nabi Yunus bin Matta merupakan utusan Allah yang diberikan tugas oleh Allah untuk menyampaikan wahyu di kota Ninawa, Iraq. Kaum Ninawa adalah salah satu kaum yang sangat keras kepala, penyembah berhala dan suka melakukan kejahatan.

Dalam kisah ini Nabi Yunus diminta unuk mengajak para penduduk di kota tersebut untuk beriman kepada Allah dan meninggalkan penyembahan berhala. Namun, kaum Nimawa tidak mau mempercayai agama yang tidak berasal dari kaum mereka.

Meskipun upaya dan usaha dilakukan, dakwah Nabi Yunus tidak berhasil maksimal. Hanya ada dua orang yang mempercayai apa yang beliau sampaikan. Dua orang tersebut yakni Rubil dan Tanukh, mereka berdua adalah orang yang memiliki sifat sederhana dan bijaksana.

Berbagai cara dan metode dakwah dilakukan untuk menarik dan memikat hati dari kaum Ninawa. Namun, banyaknya penolakan dari bangsa tersebut membuat Nabi Yunus sangat putus asa. Lalu, beliau mengadukan semuanya kepada Allah.

Allahpun memberikan wahyu kepada Nabi Yunus untuk menyampaikan kepada kaum Ninawa bahwa Allah akan menurunkan Azab bagi mereka. Setelah menyampaikan ancaman azab itu, Nabi Yunuspun bergegas pergi meninggalkan kota tersebut.

Sepeninggal Nabi Yunus pun seketika cuaca berubah menjadi mendung. Merekapun mulai gelisah dan takut akan ancaman yang disampaikan Nabi Yunus. Akhirnya mereka sadar bahwa perkataan Nabi Yunus adalah benar. Mereka kemudian beriman dan menyesali perbuatan mereka terhadap Nabi Yunus.

Melihat pertaubatan dan penyesalan kaum Ninawa seketika dihilangkanlah azab kepada kaum tersebut oleh Allah. Tertuang dalam firman Allah pada surat Yunus ayat 98 yang berbunyi:

“Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu), beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.”

Ada beberapa hikmah penting dari kisah tersebut. Pertama, sesungguhnya keimanan dan ketakwaan adalah sebuah nikmat dan anugerah, tetapi kadang kita menyepelekannya. Beriman terkadang harus menunggu ancaman dan azab dari Allah. Itulah cara umat terdahulu menerima dakwah para Nabi.

Kedua, taubat adalah cara terbaik untuk menghilang azab dan siksaan di dunia yang diberikan kepada umat terdahulu. Ketika mereka ingkar, ancaman azab dan siksaan Allah seketika terjadi.

Ketiga, umat terdahulu selalu diberikan ancaman azab dan siksaan di dunia ketika menolak keimanan. Tidak untuk keistimewaan yang diberikan Allah kepada umat Nabi Muhammad. Allah menangguhkan siksa dan azab di dunia dan memberikan kesempatan untuk bertaubat agar terhindar dari siksa di hari pembalasan.

Hal ini tercermin dari firman Allah : “Dan kalau sekiranya Allah menghukum manusia disebabkan yang mereka perbuat, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi ini satu makhluk melata pun, akan tetapi Allah menangguhkan mereka sampai waktu yang telah ditentukan. Maka apabila datang ajal mereka, maka sesungguhnya Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya.” (QS. Faathir: 45)

Jika Allah menghendaki untuk memberikan siksa kepada mereka yang tidak beriman dan membangkang dari ajaran Allah niscaya seluruh bumi ini sudah rata tanpa kehidupan sama sekali. Tapi, Allah memberikan keistimewaan kepada umat ini untuk bertaubat karena siksa yang sebenarnya kelak di hari pembalasan, bukan di dunia.

Karena itulah, sudah selayaknya keistimewaan dunia tanpa azab saat ini harus dijadikan kesempatan untuk selalu bertaubat. Seberapapun tragisnya tragedi di dunia ini hanyalah peringatan untuk kita kembali ke jalan Allah.

Manfaatkan kesempatan yang diberikan oleh Allah untuk selalu bertaubat. Setiap peristiwa dan tragedi bukan azab, tetapi peringatan untuk umat ini mendekatkan diri dan bertaubat. Haruskah kita selalu diingatkan dengan azab agar bersedia bertaubat?

Bagikan Artikel ini:

About Imam Santoso

Check Also

nabi musa

Testament : The Story of Moses di Netflix, Bagaimana Nabi Musa Versi Al-Quran?

Film tentang Nabi Musa di Netflix cukup mendapatkan respon positif dari permisa. Film berjudul Testament …

hakikat zakat fitrah

Hakikat Zakat Fitrah : Laku Spiritual dan Solusi Sosial

Selain berpuasa sebagai bentuk ibadah, Ramadan juga menjadi momen bagi umat Islam untuk meningkatkan kedermawanan …