Nabi Yunus
Nabi Yunus

Cerita Nabi Yunus untuk Anak (2) : Berdzikir di dalam Perut Ikan

Setelah kepergian Nabi Yunus meninggalkan kaumnya, Beliaupun memutuskan untuk pergi dengan menaiki perahu bersama dengan penumpang lainnya. Di tengah perjalanan merekapun berbincang dan seluruh penumpang akhirnya mengetahui Yunus merupakan Nabi yang diutus Allah untuk memperbaiki suatu kaum. Tak disangka, merekapun segan dan sangat menghormati Nabi Yunus.

Setibanya di tengah laut, kapal yang ditumpangi terasa miring dan terguncang. Mereka melihat sekeliling tidak ada badai yang membuat kapal mereka terguncang. Merekapun merasa bahwa kapal mereka oleng karena keberatan penumpang, akhirnya merekapun memutuskan untuk melakukan undian. 

Dengan undian tersebut otomatis mereka akan mampu menentukan siapa yang bakal dilemparkan ke dalam laut untuk meringankan beban muatan perahu. Undian tersebut jatuh ke tangan Nabi Yunus. Merasa tak enak karena Nabi Yunus merupakan orang suci, mereka kembali mengundi siapa yang akan di lempar ke laut. Ternyata memang Allah telah berkehendak. Undian ke 2 dan 3 pun jatuh ke tangan Nabi Yunus. 

Allahpun menuangkan kisah ini dalam surat ash-Shaffat ayat 141. Allah berfirman, “Kemudian ia ikut berundi, lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian.” 

Maka Nabi Yunuspun akhirnya menceburkan diri ke dalam lautan. Di waktu yang bersamaan, Ikan paus datang dengan mulut mengaga dan “hap” ikan tersebut menelan Nabi Yunus. Semua orang yang melihat kejadian tersebut sontak terkaget dan merasa sedih dengan peristiwa yang terjadi. 

Tahukah kalian Allah telah memerintahkan ikan paus tersebut untuk menelan Nabi Yunus namun Allah juga memberikan peringatan kepada sang ikan tersebut. Allah berfirman, “hai ikan paus, janganlah kamu memakan secuil pun dari dagingnya, jangan pula mematahkan tulangnya, karena sesungguhnya Yunus itu bukanlah rezeki makananmu, melainkan perutmu telah-Ku jadikan sebagai penjara untuknya.” 

Maka ikan paus itupun membawa Nabi Yunus menyalam hingga dasar laut. Di dalam perut ikan paus tersebut Nabi Yunus terus-menerus berdzikir, “Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.” (Al-Anbiya: 87). 

Di perut itulah Nabi Yunus memohon ampun kepada Allah akan kedzalimannya meninggalkan kaum yang telah bertaubat kepadanya. Di dalam perut itupula Nabi Yunus mendengar suara para hewan-hewan laut bertasbih kepada Allah. Maka Yunus pun ikut bertasbih dalam perut ikan besar itu. Karena ketulusannya, suara tasbih Nabi Yunuspun sampai terdengar oleh para malaikat. 

Malaikatpun bertanya kepada Allah: “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar suara (tasbih) yang lemah di kedalaman yang jauh sekali lagi terpencil. ” 

Maka Allah berfirman, “Itu adalah suara hamba-Ku, Yunus. Dia durhaka kepada-Ku, maka Aku sekap dia di dalam perut ikan di laut.” 

Kemudian malaikat kembali bertanya, “Dia adalah seorang hamba yang saleh, setiap malam dan siang hari dilaporkan ke hadapan­Mu amal saleh darinya.” Mereka berkata pula, “Wahai Tuhan kami, tidakkah Engkau merahmatinya berkat amal yang dikerjakannya di saat dia senang, karenanya Engkau selamatkan dia di saat mendapat cobaan?”

Allah berfirman, “Ya, benar.”

Seketika para malaikatpun memohon ampunan untuk Nabi Yunus. Maka Allahpun memutuskan untuk menyudahi hukuman untuk Yunus. Allahpun memerintahkan ikan paus tersebut melemparkan Nabi Yunus ketepian pantai seperti yang tertulis dalam al-Quran, “Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit.” (ash-Shaffat: 145)

Taubat Nabi Yunus pada akhirnya diterima oleh Allah sehingga paus memuntahkannya di daratan. Kemudian, Allah menumbuhkan pohon yang berjenis sama dengan labu di tempat tersebut sebagai makanan untuk Nabi Yunus.

Nah, pelajaran berharga bagi adik-adik ketika kita merasa mempunyai dosa besar jangan pernah berputus asa untuk selalu memohon ampun dan berdzikir kepada Allah. Allah itu Maha Pengampun dan Maha Mendengar setiap doa hambanya. Begitu pula, Allah akan menguji kesabaran seseorang agar ia menjadi lebih tangguh dalam menghadapi kehidupan ini. Musibah adalah cobaan untuk menguji kemampuan kita. 

Bersambung..

Bagikan Artikel ini:

About Eva Novavita

Check Also

singgasana sulaiman

Cerita Nabi Sulaiman untuk Anak (3) : Kisah Raja Sulaiman dan Ratu Balqis

Setelah Nabi Daud wafat, kini Nabi Sulaiman meneruskan tahta kerajaan dan memimpin Bani Israil. Seperti …

singgasana sulaiman

Cerita Nabi Sulaiman untuk Anak (2) : Nabi Sulaiman dan Perempuan Korban Pemerkosaan

Sebelumnya sudah diceritakan tentang kecerdasan Nabi Sulaiman dalam memecahkan masalah. Kisah kehebatan Nabi sulaiman tak …