Marine Le Pen
Marine Le Pen

Islamofobia Terus ‘Diperdagangkan’ Politikus Prancis, Kandidat Presiden Ini Kampanye akan Larang Jilbab

Paris – Islamofobia masih terus dijadikan bahan ‘dagangan’ para politikus Prancis untuk mencari dukungan. Terkini, kandidat presiden sayap kanan, Marine Le Pen terus berkampanye akan melarang jilbab bila ia terpilih menjadi presiden.

Tidak hanya melarang jilbab, Le Pen juga menyiapkan denda pada wanita yang mengenakan jilbab. Le Pen membuat pengumuman selama wawancara dengan stasiun radio RTL, akhir pekan kemarin. Ia mengatakan bahwa mayoritas penduduk Prancis mendukung larangan jilbab di depan umum.

“Ini adalah ukuran yang diminta oleh orang-orang Prancis, dengan 85 persen populasi ingin tidak lagi melihat pemakaian jilbab di jalan-jalan,” katanya dilansir dari Alaraby, Sabtu (9/4/2022).

“Orang Prancis memahami bahwa dalam dua dekade terakhir jilbab telah digunakan oleh Islamis sebagai seragam, sebagai demonstrasi lanjutan dari Islam fundamental,” ujar Le Pen.

Namun, kandidat presiden, yang baru-baru ini difoto dengan seorang gadis berhijab selama kampanye pemilihannya, bersikeras bahwa tidak ada yang akan ditangkap karena mengenakan jilbab, meskipun dia mengusulkan larangan.

Le Pen adalah pemimpin Reli Nasional, yang secara resmi dikenal sebagai Front Nasional, yang didirikan oleh ayahnya Jean-Marie Le Pen. Partai ini dikenal dengan retorika sayap kanan dan anti-imigrasi.  Terlepas dari upaya sebelumnya untuk menghilangkan setan partai, Marine Le Pen telah dituduh membuat pernyataan rasis selama bertahun-tahun.

Pada 2010 dia membandingkan Muslim yang melakukan salat di jalan dengan pendudukan Nazi di Prancis dalam Perang Dunia Kedua.  Pada 2021, dia diadili karena melanggar undang-undang ujaran kebencian ketika dia men-tweet gambar-gambar grafis kekejaman ISIS, sebagai tanggapan atas serangan Paris 2015. Dia kemudian dibebaskan dari semua tuduhan.

Kampanye pemilu Prancis telah ditandai dengan meningkatnya Islamofobia dari kandidat di sebagian besar partai politik, termasuk kandidat sayap kanan Eric Zemmour.  Presiden saat ini Emmanuel Macron juga telah mengajukan beberapa kebijakan yang menargetkan kebebasan beragama, dan umat Islam yang paling terpengaruh.

Pemungutan suara putaran pertama dijadwalkan berlangsung pada Ahad besok, dengan Le Pen dan petahana Macron diperkirakan akan lolos ke putaran kedua.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Dr Amirsyah Tambunan

Para Tokoh Bangsa, Lintas Politik, Ormas, dan Ormas Keagamaan Diajak Rekatkan Solidaritas dan Persatuan Dengan Semangat Syawal

Jakarta – Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan menggelar Halal Bihalal Kebangsaan 2024, 7 Mei mendatang. …

Pelatihan teroris JI di Semarang

Latihan Fisik Paramiliter di Poso, 8 Teroris JI di Sulteng Miliki Peran dan Jabatan Mentereng

Jakarta – Delapan orang terduga teroris dari jaringan Jemaah Islamiyah (JI) yang ditangkap Densus 88 di …