zaid
zaid

Kisah Kehidupan Zaid bin Haritsah: Anak Angkat Rasulullah

Abu Usamah atau yang lebih dikenal dengan nama Zaid bin Haritsah bin Syarahil, Abu Ishaq membacanya Syurahbil, merupakan seorang sahabat yang sangat istimewa. Salah satu keistimewaan Zaid yakni satu-satunya sahabat yang pernah diangkat sebagai anak Nabi.

Zaid bin Haritsah berasal dari suku Bani Mu’in. Ibunya bernama Su’da binti Tsa’labah. Pada zaman jahiliyah, tiba-tiba sekawanan tentara berkuda dari Bani Al-Qin bin Jusr menyerang perkampungan Bani Mu’in. Mereka merampas harta benda serta menawan beberapa orang yang dapat dijual untuk dijadikan budak. Salah seorang di antaranya yakni Zaid bin Haritsah.

Zaid dibawa ke pasar Ukazh dan dijual seharga 400 dirham kepada Hakim bin Hizam bin Khuwailid. Ia membeli Zaid untuk dihadiahkan kepada bibinya Siti Khadijah bin Khuwailid ketika menikah dengan Nabi Muhammad. Setelah Siti Khadijah menikah dengan Nabi, Zaid pun diberikan kepada mereka untuk membantu mengurus keperluan yang dalam rumah tangga mereka.

Diangkat Menjadi Anak Nabi

Setelah beberapa lama, hubungan Nabi dan Zaid pun menjadi sangat akrab. Tersebarlah kabar itu ke berbagai penjuru Makkah. Saat itu ayah kandung Zaid, Haritsah bin Syarahil, juga mendengar berita tersebut. Ternyata selama ini Ia berjuang untuk mencari anaknya yang lama hilang.

Keesokan harinya, Haritsah bin Syarahil, pergi ke rumah Nabi. Ia mengutarakan keinginaannya untuk menjemput anaknya. Saat itu Nabi tidak bisa memberikan keputusan. Nabi menyerahkan keputusan kepada Zaid untuk memilih tinggal bersamanya atau pulang ke rumah orangtuanya. Karena kedekatan Zaid dengan Nabi, maka Zaid memutuskan untuk tetap tinggal bersama Nabi.

Rasa sedih serta kecewa dialami oleh orang tuanya. Anak yang diharapkan bisa kembali pada mereka ternyata memilih jalan lain. Namun orang tua Zaid memiliki kelapangan hati untuk menerima semuanya. Semenjak itu pula Nabi memproklamirkan Zaid bin Haritsah menjadi anak angkatnya (mutabanna), sehingga Zaidpun mulai dikenal dengan panggilan Zaid bin Muhammad.

Status Zaid bin Muhammad hanya berlangsung beberapa tahun saja, karena setelah itu Allah melarang praktek pengadopsian anak dengan cara seperti itu. Allah menyatakan dengan tegas bahwa Nabi Muhammad bukanlah bapak dari laki-laki muslim manapun terulis dalam surat al-Ahzab ayat 40.

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَٰكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا

Artinya: “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Sebagai bukti lepasnya hubungan bapak dengan anak antara Rasulullah dengan Zaid pada waktu itu ialah dengan halalnya mantan istri Zaid yang bernama Zainab binti Jahsy untuk dinikahi oleh Nabi Muhammad SAW pada tahun ke-5 hijriah yang sebelumnya terlarang dalam tradisi Arab jahiliyah.

Pernikahan Zaid

Ketika umur Zaid dianggap sudah pantas untuk menikah maka Zaidpun menyerahkan urusan pernikahan tersebut kepada Rasulullah selaku bapak angkatnya. Beliau memilihkan istri dari kalangan Bangsa Arab yang masih menjunjung tinggi strata-strata sosial. Kala itu Rasulullah ingin meruntuhkan adat tersebut dan menunjukkan bahwa tidak ada kelebihan seseorang di atas seseorang lain kecuali ketakwaannya kepada Allah. Karenanya, Rasulullah berniat untuk menikahkan Zaid bin Haritsah dengan Zainab binti Jahsy.

Mendengar tawaran Rasulullah, Zainab sontak menolak. Rasulullah berkata kepada Zainab, “Aku telah merelakan Zaid untukmu.” Zainab akhirnya meminta Rasulullah memberikannya waktu untuk berpikir. Maka turunlah firman Allah yang berisi “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) patut bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata.” (QS Al Ahzab: 36)

Dengan turunnya ayat tersebut maka tidak ada jalan keluar lain bagi Zainab kecuali menyetujui pernikahannya dengan Zaid bin Haritsah. Satu-satunya dorongan yang membuat seorang perempuan terpandang keturunan Quraisy dari suku As’ad  mau menikahi Zaid karena dorongan ketakwaan kepada Allah dan Rasulullah.

Namun pernikahan mereka tidak dapat dipertahankan. Usia pernikahan yang hanya berlangsung satu tahun itupun akhirnya kandas di tengah jalan. Ketika Zainab menungu masa idahnya berakhir, Allah menurunkan perintah kepada Rasulullah agar menikah dengan Zainab melalui malaikat Jibril melalui firmannya pada surat Al Ahzab ayat 37:

وَإِذْ تَقُولُ لِلَّذِي أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَنْعَمْتَ عَلَيْهِ أَمْسِكْ عَلَيْكَ زَوْجَكَ وَاتَّقِ اللَّهَ وَتُخْفِي فِي نَفْسِكَ مَا اللَّهُ مُبْدِيهِ وَتَخْشَى النَّاسَ وَاللَّهُ أَحَقُّ أَنْ تَخْشَاهُ ۖ فَلَمَّا قَضَىٰ زَيْدٌ مِنْهَا وَطَرًا زَوَّجْنَاكَهَا لِكَيْ لَا يَكُونَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ حَرَجٌ فِي أَزْوَاجِ أَدْعِيَائِهِمْ إِذَا قَضَوْا مِنْهُنَّ وَطَرًا ۚ وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ مَفْعُولًا

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya: “Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah”, sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi.”

Sedangkan Zaid bin Haritsah menikah dengan mantan budak dan pengasuh Rasulullah, Ummu Aiman. Keduanya dianugerahi anak yang luar biasa dan juga salah satu shahabat kesayangan Rasulullah, Usamah bin Zaid.

Bagikan Artikel ini:

About Eva Novavita

Check Also

singgasana sulaiman

Cerita Nabi Sulaiman untuk Anak (3) : Kisah Raja Sulaiman dan Ratu Balqis

Setelah Nabi Daud wafat, kini Nabi Sulaiman meneruskan tahta kerajaan dan memimpin Bani Israil. Seperti …

singgasana sulaiman

Cerita Nabi Sulaiman untuk Anak (2) : Nabi Sulaiman dan Perempuan Korban Pemerkosaan

Sebelumnya sudah diceritakan tentang kecerdasan Nabi Sulaiman dalam memecahkan masalah. Kisah kehebatan Nabi sulaiman tak …