berbagi kasih
berbagi kasih

Pelajaran Idul Fitri dan Idul Adha: Perayaan Berbagi Kasih Sayang

Dua Hari Raya Umat Islam, Idul Fitri dan Idul Adha kali ini harus dijalani di tengah situasi pandemi. Meskipun demikian, rasa kemenangan, kabahagian dan kemeriahan tidak akan terkurangi dalam diri umat Islam. Esensi hari raya dalam Islam bukan pesta pora. Bukan pula sekedar kemeriahan.

Ada satu benang merah penting yang menjadi semangat hari raya Islam baik Idul Fitri maupun idul Adha. Semangat itu adalah berbagi kasih dan bahagia bersama. Dalam perayaan Islam seluruh umat harus bahagia dan menikmati keceriaan bersama. Tidak ada satupun yang bersedih. Hari raya adalah kemenangan bagi semuanya. Itulah esensi ajaran Islam.

Islam adalah agama yang mempunyai komitmen besar terhadap persoalan sosial. Ajaran Islam bukan laku yang mendorong umatnya menyepi dan bertapa. Islam adalah ajaran yang mengajarkan cinta kasih untuk sesama. Islam adalah agama yang mengajak semua orang berbagi dan bahagia bersama.

Kita akan lihat. Dalam perayaan Idul Fitri sebelum mereka merasa siap untuk mendapatkan title fitrah (suci) umat Islam yang mampu harus mengeluarkan zakat fitrah. Zakat ini bukan sekedar menyucikan diri, tetapi memiliki dimensi sosial agar mereka yang tidak mampu merasa bahagia dan bersuka cita menyambut hari raya.

Begitu pula Idul Adha. Dalam perayaan itu setiap orang yang mampu dianjurkan untuk menyembelih kurban. Ibadah ini pun bukan sekedar bentuk keimanan dan ketakwaan, tetapi memiliki dimensi sosial yang kuat untuk memupuk rasa berbagi, terutama kepada mereka yang tidak mampu.

Islam sangat memerhatikan persoalan keadilan dan kesetaraan sosial. Persoalan imanpun diletakkan bukan hanya berdimensi spiritual-vertikal, tetapi juga sebagai takaran aspek sosial-horizontal. Dalam satu hadis Nabi bersabda: Tidak sempurna iman seseorang sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai diri sendiri (HR Bukhori).

Kecintaan dan kebersamaan dengan sesama umat merupakan bentuk kesempurnaan iman. Seseorang yang mencintai saudaranya tidak akan mungkin berbuat kasar apalagi melakukan tindakan kekerasan yang merugikan saudaranya. Iman adalah diekspresikan untuk mencintai yang lain seperti ia mencintai dirinya sendiri.

Orang yang beriman, dengan demikian, tidak akan memiliki rasa egoisme dan invidualisme dengan mementingkan diri sendiri. Cinta sesama dan berbagi kepada sesama adalah ekspresi iman. Itulah ajaran Islam yang komitmen mengajarkan umatnya untuk selalu berbagi.

Kadang merasa heran jika umat Islam terasa gagap untuk memperingati hari kasih sayang. Bukan persoalan haram dan tidaknya, tetapi sesungguhnya dalam Islam sangat banyak momen untuk berbagi kasih yang sesungguhnya. Momen Hari Raya Islam, bukan sekedar perayaan keagamaan semata, tetapi adalah perayaan berbagi kasih.

Kadang juga merasa heran jika umat Islam mengatakan diri paling Islam dan paling beriman tetapi tidak mampu menyemai kasih dalam sikap dan tindakan. Merasa beriman tetapi tidak ingin punya teman. Merasa paling Islam tetapi enggan memberikan salam.

Karena itulah, umat Islam harus mengambil pelajaran dari perayaan Hari Rayanya. Seluruh umat Islam bahkan umat yang lain akan merasakan kebahagiaan bersama. Tidak ada yang bersedih di hari raya karena hari raya adalah momentum untuk saling berbagi kasih dan kebahagiaan.

Bagikan Artikel ini:

About Farhah Salihah

Check Also

ramadan

Ramadan Berlalu, Perilaku Koq Masih Seperti Dulu

Hanya sebentar setelah berakhirnya bulan Ramadan, kita sering kali merasakan betapa cepatnya kita melupakan pelajaran …

madinah

Siapa yang Mengangkat Nabi Muhammad Menjadi Pemimpin di Madinah?

Persoalan kepemimpinan politik sejak dulu memang menjadi salah satu perhatian serius umat Islam. Tentu saja, …