puasa
puasa

Sejarah dan Praktek Puasa Umat sebelum Islam

Allah berfirman dalam al-Qur’an : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”(QS. al Naqarah: 183). Ibadah puasa adalah ibadah yang dimiliki tidak hanya Islam, tetapi juga umat para Nabi dan Rasul terdahulu.

Dengan melihat sumber informasi al-Qur’an tersebut, Imam Mujahid sebagaimana dikutip oleh Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan bahwa puasa juga diwajibkan kepada umat Nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad. Lebih lanjut, menurut al Qurthubi, para ahli sejarah mencatat bahwa orang yang pertama kali melaksanakan puasa Ramadhan adalah Nabi Nuh ketika keluar dari perahunya setelah banjir besar yang menghukum umatnya yang durhaka.

 “Kutiba” pada ayat di atas bermakna mewajibkan atau memfardhukan. Arti yang sama ada pada surat al Baqarah; 178,180, 216 246 dan surat al Nisa; 103.  Dengan demikian puasa adalah sebuah ibada yang juga diwajibkan kepada umat Nabi Muhammad dan umat-umat sebelumnya.

Namun demikian, ulama berbeda pendapat tentang cara pelaksanaan puasa ramadhan umat Nabi Muhammad dengan umat-umat sebelumnya. Pertama, dalam tafsir al Qurthubi, Muadz bin Jabal dan Atha’ berpendapat puasa ramadhan telah ada sejak Nabi Adam walaupun teknisnya berbeda karena tata caranya tidak dijelaskan oleh ayat tersebut. Maka menurut dua ulama ini pemaknaan ayat di atas berbunyi, “Sebagaimana kewajiban itu juga dibebankan kepada umat-umat sebelum kamu”.

Kedua, sebagian ulama berpendapat bahwa teknis pelaksanaannya sama persisi seperti yang dilakukan oleh umat Nabi Muhammad. Maka penafsiran yang tepat ayat di atas adalah, “sebagaimana cara berpuasanya umat sebelum kamu”.

Sedangkan yang dimaksud umat terdahulu adalah seluruh umat Nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad. Mulai dari Nabi Adam sampai Nabi Isa. Jumlahnya mencapai 124 ribu Nabi. Di antara mereka yang diangkat sebagai rasul berjumlah 312 orang.

Seperti dikatakan oleh Rasulullah dalam sebuah hadis, dari Abu Dzar al Ghifari, ketika ditanya tentang jumlah para Nabi Rasulullah bersabda, “Jumlahnya seratus dua puluh empay ribu”. Para sahabat bertanya lagi, “lalu berapa jumlah rasul diantara mereka, Rasul menjawab, “Tiga ratus dua belas orang”. (HR. Turmudzi). Semua umat nabi-nabi inilah yang dimaksud ayat di atas.

Sejarah ini menjadi penegasan kepada umat Islam akan pentingnya puasa Ramadhan. Dengan demikian, sepatutnya untuk menyambutnya dengan penuh kegembiraan karena Allah masih memberi kesempatan kepada kita untuk mengail pahala di bulan yang sangat mulia. Bulan yang penuh rahmat, ampunan dan pembebasan dari neraka bagi mereka yang secara sungguh-sungguh menjalankannya.

Bagikan Artikel ini:

About Khotibul Umam

Alumni Pondok Pesantren Sidogiri

Check Also

sirah nabi

Pesan Nabi Menyambut Ramadan

Bulan Ramadan, atau di Indonesia familiar dengan sebutan Bulan Puasa, merupakan anugerah yang diberikan Allah …

imam ahmad bin hanbal

Teladan Imam Ahmad bin Hanbal; Menasehati dengan Bijak, Bukan Menginjak

Sumpah, “demi masa”, manusia berada dalam kerugian. Begitulah Allah mengingatkan dalam al Qur’an. Kecuali mereka …