BPIP gelar lomba penulisan Hari Santri Nasional yang temanya mendapat kritik keras
BPIP gelar lomba penulisan Hari Santri Nasional yang temanya mendapat kritik keras

Tema Lomba Penulisan Hari Santri Dinilai Benturkan Nasionalisme dan Agama, Ini Penjelasan BPIP

Jakarta – Dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional 2021 Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar lomba penulisan artikel tingkat nasional dengan mengusung dua tema yaitu ‘Hormat Bendera Menurut Hukum Islam’ dan ‘Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam’. Pengumuman lomba penulisan itu  tercantum dalam akun Twitter @BPIPRI yang diunggah pada 11 Agustus lalu.

Sontak dua tema itu langsung disambut kritik. Para pengkritik itu menilai tema lomba penulisan itu sama membenturkan nilai nasionalisme dan agama. Tidak hanya itu, tema itu dinilai terlalu dangkal dan diskriminatif.

Salah satu kritik itu datang dari anggota DPR dari Fraksi Gerindra, Fadli Zon. Fadli Zon menuding tema yang diusung dalam lomba tersebut merupakan produk Islamofobia.

“Tema lomba BPIP ini menunjukkan betapa dangkalnya BPIP memahami Islam dan Pancasila. Ini produk Islamophobia akut dan cenderung menuduh Islam mempermasalahkan hormat bendera dan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Segeralah ganti tema agar tdk memecah belah bangsa,” kata Fadli Zon lewat akun Twitternya @fadlizon, Jumat (13/8).

Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo (Romo Benny) pun meluruskan maksud lomba artikel Hari Santri yang ramai diprotes itu. Dia mengatakan lomba ini memang dikhususkan untuk hari Santri sehingga temanya pun disesuaikan.

“Khusus untuk Hari Santri, BPIP memang membuat lomba-lomba yang dikhususkan untuk itu. Tapi BPIP juga akan membuat lomba-lomba untuk hari besar, seperti Natal, Waisak atau hari besar Galunggung, Kong Hu Chu,” kata Romo Benny kepada wartawan, Jumat (14/8/2021).

“Temanya kan memang khusus karena itu menyangkut santri kan. Kan nanti juga misalnya menurut Kristen gimana penghormatan bendera. Untuk agama Buddha, Konghucu, Hindu juga akan ada,” lanjutnya.

Dia menegaskan tidak ada maksud membenturkan nilai agama dan nasionalisme sebagaimana narasi yang diviralkan. Menurutnya, tema itu dimaksudkan untuk memupuk rasa cinta pada Tanah Air.

“Nggak ada pembenturan itu. Nggak ada. Maksudnya ini memupuk cinta pada Tanah Air,” tegas Romo Benny.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

ilustrasi masjid tempat ibadah umat

Khutbah Jumat: Menjaga Semangat Beribadah Ramadan di Bulan Syawwal

Khutbah I الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ …

lapar

Saya khawatir Apabila Perut Kenyang akan Lupa pada yang Kelaparan

Ramadan telah berlalu, tetapi ada nilai sangat penting yang harus disisakan. Selalu terus merawat keadaan …