islam menolak rasisme
islam menolak rasisme

Tiga Serangkai Islam, Iman, dan Ihsan untuk Membentuk Pribadi yang Kaffah

Islam, iman dan ihsan merupakan tiga pilar utama dalam beragama. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang dapat mendidik seorang muslim untuk menjadi pribadi yang kaffah.  Berislam saja tidak cukup, tanpa beriman. Jika keduanya sudah terengkuh tak akan sampai pada tingkatan kaffah kecuali dilengkapi dengan ihsan.

Misalnya, shalat itu islamnya. Shalat tanpa didasari oleh iman, maka shalat itu tidak akan pernah membawa manfaat bagi pelakunya. Lalu bagaimana saat kita shalat, apakah hanya sebatas shalat atau shalat dengan begitu khusu’nya. itulah ihsan namanya.

Puasa itu islam, tapi puasa tanpa didasari oleh iman maka puasa itu tidak akan mampu mendatangkan maghfirah yang dijanjikan oleh Allah melalui RasulNya. Lalu bagaimana kita melakukan puasa. Apa hanya menahan haus dan lapar, tapi masih membiarkan lisan membicarakan aib orang lain. Itulah ihsan.

Gampangnya begini. Islam itu ibarat anggota tubuh kita, sementara iman itu adalah ruh/nyawa kita, dan ihsan itu adalah gaya hidup kita. Tubuh tanpa nyawa, ya percuma. Tubuh dan nyawapun tanpa gaya hidup juga tidak sempurna. Itulah hubungan antara islam, iman dan ihsan.

Pengertian Islam mungkin sudah jelas. Begitu juga Iman. Ihsan hanya akrab dalam pemahaman orang orang tertentu saja sementara orang awam asing dengan dengan ihsan.

Ihsan selalu menjadi pesan moral yang senantiasa diwasiatkan kepada umat. Dan pesan moral ini tak sulit menemukannya dalam teks teks keagamaan. Ihsan bukanlah sekedar kalimat saja tetapi ihsan adalah ungkapan, perbuatan, perjuangan, pengorbanan, obsesi, praktik keagamaan dan juga kemuliaan akhlaq. Ihsan merupakan tingkatan tertinggi dari ibadah  kepada Allah. Lalu apakah ihsan ?

Ihsan dalam Hadist

Untuk mengurai secara gamblang pertanyaan ini marilah kita simak dulu sebuah hadits Nabi

حدثني عمر بن الخطاب ، قال : « بينما نحن مع رسول الله صلى الله عليه وسلم ذات يوم إذ جاءه رجل هيئته مسافر ، وثيابه ثياب مقيم ، أو ثيابه ثياب مسافر ، وهيئته هيئة مقيم فقال : يا رسول الله أدنو منك ؟ قال : » نعم « قال : فدنا منه ، حتى وضع يديه على ركبتيه ، فقال : يا محمد اخبرني عن الاسلام ؟ قال : » أن تشهد ان لا اله الا الله وان محمد رسول الله، وتقيم الصلاة ، وتؤتي الزكاة ، وتصوم رمضان ، وتحج البيت  ان استطعت سبيلا قال : صدقت  فعجبنا له يسأله ويصدقه قال  فأخبرني عن الايمان قال : « أن تؤمن بالله وملائكته وكتبه ورسله واليو م الاخروتؤمن بالقدر خيره وشره قال صدقت:قال  فأخبرني عن الاحسان ؟ قال أن تعبد الله كأنك تراه. فان لم تكن تراه فانه يراك…………..

Umar Ibn al-Khaththab menceritakan sebuah Hadits seraya ia berkata: suatu ketika kami sedang duduk bercengkrama bersama Rasulullah saw. Tiba-tiba saja, muncullah seorang laki-laki aneh yang Nampak seperti musafir (orang yang sedang melakukan perjalanan jauh) namun pakaiannya seperti orang muqim, tidak nampak lusuh dan kumal. Sedetik kemudian ia bertanya : ya rasulullah bolehkan saya mendekat? Silakan. Jawab Rasul meng-ia-kan permintaannya. Laki-laki itupun mendekat. Sehingga dengan mudah tangannya menjangkau lutut Rasul. Lalu iapun melanjutkan pertanyaannya Ya Muhammad, ajari saya tentang Islam? Islam adalah Pertama, Engkau bersaksi dengan sebenar-benarnya bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya. Kedua, engkau laksanakan shalatmu dengan sempurna. Ketiga, engkau tunaikan zakatmu, keempat, engkau berpuasa di Bulan Ramadhan. Kelima, bila enbgkau mampu melakukan perjalanan engkau berhaji ke Baitullah. Laki-laki itupun berkata. Engkau benar. Kamipun terheran heran. Dia yang bertanya, dia pula yang membenarkan.  Laki-laki itupun bertanya lagi untuk yang kedua kalinya. Sekarang ajari aku tentang Iman! Iman adalah engkau harus beriman kepada Allah, para Malaikat Allah, Kitab kitab Allah, para Rasul Allah, hari akhir, dan engkau juga beriman kepada baik-buruknya taqdir (ketentuan) Allah. Kamu benar. Timpal laki-laki itu. Sekarang ajari aku tentang Ihsan!. Ihsan adalah engkau sembah Allah seakan-akan kamu melihat Allah. Bila kamu tidak mampu melihat Allah maka, anggaplah Allah melihatmu…………. Al-Ibanah al-Kubra karya Ibnu baththah, 2/353

Imam nawawi mentamsilkan hadits diatas bagaikan surat al-fatihah yang menjadi induk dari al-Quran karena kandungannya yang maha luas. Begitupun hadits di atas. Hampir bisa dipastikan amal amal dhahir seperti shalat dan lainnya dan amal amal bathin seperti niat, ikhlash, tawakkal, tawadhu’, begitu juga ilmu –ilmu syari’at dan lain lain semua merujuk kepada hadits di atas. Syarah Arbain al-Nawawiyyah, karya Imam Nawawi, hal 13

Kalam “engkau sembah Allah seakan-akan kamu melihat Allah. Bila kamu tidak mampu melihat Allah maka, anggaplah Allah melihatmu” ini mendiskripsikan tentang sebuah keikhlasan. Dan seseorang tidak akan pernah mencapai ikhlash kecuali dia ber-‘Islam’ secara benar dengan cara memiliki keimanam yang hakiki dan hatinya thuma’ninah(merasa damai) dengan keimanannya. Ihsan dalam shalat dapat digambarkan dengan istilah khusyu’

Ihsan dalam al-Quran

Allah berfirman dalam surah al-Nahl ayat 128

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ

Artinya : Sesungguhnya allah bersama orang orang yang bertaqwa dan orang –orang yang berbuat baik (berihsan).

Ibnu Katsir memberikan tafsir penjelas ayat ini bahwa orang yang berihsan (berbuat baik) akan mendapat dukungan, pertolongan, jaminan kemapanan dan kesuksesan dal segala hal dari Allah. Tafsir al-Quran al-Adhim, Ibnu Katsir, 4/528.

Ibnu rajab Mengatakan bahwa ihsan memiliki dua maqam. Pertama, maqam ikhlash yaitu perjuangan untuk bisa wushul (sampai) kepada Allah. Kedua, maqam musyahadah yaitu keberhasilan seseorang untuk wushul kepada Allah, hingga dapat secara langsung menyaksikan dengan mata hatinya keindahan Allah. Jami’ al-Ulum wa al-Hikam 1/128.

Jika engkau sudah pada tahanan beriman dan berislam, maka saat ini kita harus mulai belajar untuk mencapai tingkata ihsan. Dengan tiga rangkaian ini akan menjadi pribadi muslim yang kaffah.

Bagikan Artikel ini:

About Abdul Walid

Alumni Ma’had Aly Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo

Check Also

hewan yang haram

Fikih Hewan (1): Ciri Hewan yang Haram Dimakan

Soal halal-haram begitu sentral dan krusial dalam pandangan kaum muslimin. Halal-haram merupakan batas antara yang …

tradisi manaqib

Tradisi Membaca Manaqib, Adakah Anjurannya ?

Salah satu amaliyah Nahdhiyyah yang gencar dibid’ahkan, bahkan disyirikkan adalah manaqiban. Tak sekedar memiliki aspek …