Hindari Bulan Ramadan, Sidang Terdakwa Teror Christchurch Diundur Sebulan

Jakarta Bulan Ramadan adalah bulan suci umat Islam bulan dimana seluruh umat menjalankan ibadah puasa Hal itulah yang mendasari Pengadilan Selandia Baru yang memutuskan menggeser proses persidangan terdakwa teror masjid di Kota Christchurch Brenton Harrison Tarrant selama sebulan Sidang Tarrant semual dijadwalkan berlangsung 4 Mei 2020 Namun pengadilan kesulitan menata jadwal persidangan karena bentrok dengan bulan suci Ramadan yang jatuh pada Mei tahun depan ujar Hakim Pengadilan Tinggi Selandia Baru Cameron Mander Kamis 12 9 2019 dikutip dari cnnindonesia com Alasan itu sangat masuk akal Pasalnya sejumlah saksi yang dipanggil dalam persidangan merupakan umat Muslim Mander menuturkan persidangan akan kembali digelar pada 2 Juni mendatang Dilansir Reuters kuasa hukum Tarrant sepakat untuk menunda sidang tersebut Baca Juga Hindari Bulan Ramadan Sidang Terdakwa Teror Christchurch Diundur SebulanTarrant yang mengaku penganut paham supremasi kulit putih melakukan aksi kejamnya dengan memberondong jamaah di dua masjid di Christchurch dengan senjata api pada 15 Maret lalu Aksi keji Tarrant itu berlangsung ketika jamaah masjid baru selesai melaksanakan salat Jumat Sebanyak 51 orang tewas akibat penembakan di dua masjid tersebut termasuk seorang warga Indonesia Tarrant merupakan warga Australia Dia sempat menyiarkan aksi penembakan massal itu secara langsung di akun Facebooknya Video tragis itu pun sempat dilihat oleh setidaknya 4 000 kali sebelum diblokir Pria 29 tahun itu juga sempat mengunggah manifesto untuk menjelaskan motifnya melakukan teror dalam akun media sosialnya Dalam manifestonya berjudul The Great Replacement itu Tarrant mengaku ingin menyerang umat Muslim untuk menciptakan ketakutan dan menghasut kekerasan terhadap umat Muslim Baca Juga Solidaritas Terhadap Umat Muslim Perempuan Selandia Baru Ikuti Jumat Berjilbab Tarrant pertama kali disidang pada 16 Maret lalu sehari setelah penembakan terjadi Persidangan keduanya berlangsung pada awal April lalu melalui telekonferensi dari penjara dengan keamanan maksimum di Auckland