Diriwayatkan dari Anas bin Malik, Rasulullah bersabda, “Sahurlah kalian semua. Sesungguhnya sahur itu mengandung keberkahan.” (HR Bukhari: 1923).
Sahur bukan sekedar bertujuan untuk menguatkan badan ketika berpuasa, tetapi juga memiliki nilai ibadah. Jadi harus dipahami sejatinya sahur adalah paket dari ibadah yang memiliki nilai pahala. Menyantap hidangan sahur merupakan salah satu sunnah. Sahur diniatkan untuk mendapatkan pahala sekaligus kekuatan agar mampu dan siap melaksanakan puasa esok hari.
Namun, terkadang sahur itu juga gampang-gampang susah. Waktu yang sangat tidak bersahabat dengan mata pada bulan-bulan biasanya menyebabkan kita terkadang terlewatkan tanpa sahur. Jika sudah demikian, puasa kita menjadi sangat lemas dan tanpa tenaga.
Sahur banyak mengandung keistimewaan yang sebenarnya sayang jika di lewatkan. Melakukan sahur 30 menit sebelum dari waktu adzan subuh diyakini akan membuat umat merasakan lebih kuat dalam menjalankan ibadah puasa.
Namun sayangnya banyak umat muslim yang melewatkan santap sahur dikarenakan sahur berada di waktu manusia sulit terbangun atau waktu di mana manusia merasakan nyenyaknya tidur.
Untuk mensiasati itu, kadang orang makan terlebih dahulu sebelum tidur bahkan waktu yang belum melampaui tengah malam. Hal ini dilakukan agar ia tidak terlewatkan dengan ibadah sahur jika nantinya tidak bisa bangun. Mereka akhirnya memilih melaksanakan sahur sebelum tengah malam tiba.
Pertanyaannya, apakah santapan sebelum tengah malam masuk dalam katagori santap sahur atau tidak?
Sahur hampir sama dengan persyaratan tahajud yang sebagian ulama mengharuskan tidur terlebih dahulu. Meskipun tidak harus tidur, waktu sahur harus dimulai setelah tengah malam. Persoalan ini ternyata sudah banyak dijelaskan dalam kitab klasik dan sudah menjadi perbincangan para ulama.
Dalam keterangan Syekh Ibrahmi Al-Bajuri misalnya dinhatakan bahwa sahur yang dilaksanakan sebelum melewati tengah malam tidak mendapatkan kesunnahan, karena makan sebelum waktu tengah malam tidak disebut dengan santap sahur. Artinya, ketika seseorang makan sebelum waktu sahur sejatinya ia hanya mempersiapkan untuk puasa esok hari, tetapi tidak mendapatkan pahala ibadah sahur.
Sebagaimana ditegaskan oleh Al-Bajuri :“Waktu sahur masuk mulai tengah malam. Makan sebelum waktu tersebut tidak dinamakan sahur. Dengan demikian tidak mendapatkan kesunnahan.” (Ibrahim Al-Baijuri, Hasyiyah al-Baijuri, [Darul Kutub al-Islamiyah, Jakarta, 2018], juz 1, halaman 564).
Dari keterangan di atas diketahui bahwa waktu sahur dimulai dari tengah malam sampai terbitnya fajar. Jadi, bagi kalian umat muslim yang sering makan sebelum tidur sebelum waktu tengah malam, artinya kalian tidak mendapatkan kesunnahan sahur. Tetapi mungkin itu bisa dilakukan jika khawatir anda tidak bisa bangun sama sekali dan lebih terlihat lemas ketika esok hari.
Namun, tentu saja akan sangat terasa rugi jika kita tidak mendapat kesunnahan sahur. Bukan hanya tentang kesunnahan sahur, namun tentu juga santap sahur juga memiliki ragam keutamaan. Di sisi lain sahur juga memiliki manfaat yang banyak bagi tubuh.
Dalam menjalankan puasa, banyak kebiasaan yang kita lakukan di luar kebiasaan kita di bulan-bulan lainnya. Oleh karena itu, pentingnya menjaga kondisi tubuh dan stamina tubuh di bulan Ramadan. Sahur yang telah disyariatkan sebagai bagian dari ibadah dalam puasa adalah salah satu kunci sehat dalam menjaga stamina tubuh seharian.
Jadi, memang sangat penting untuk mendapatkan sahur berkualitas, supaya kita dapat menjalani ibadah puasa secara penuh. Selain itu perhatikan waktu sahur yang berkualitas semisal di akhir waktu. Jangan pernah lakukan sahur di luar waktu sahur karena itu tidak memberikan manfaat pahala kesunnahan sahur.
Wallahu a’lam