Banyak orang mengaku bermimpi bertemu Rasulullah saw. bahkan sampai berkali-kali. Diantaranya Imam al Ghazaly yang mengaku sering mengkonsultasikan hadits-hadits yang ditulisa dalam kitabnya langsung kepada Rasulullah saw. Hanya saja apakah pengakuan tersebut dapat dibenarkan menurut ilmu pengetahuan ?
Bermimpi orang shalih menjadi kebanggaan tersendiri bagi orang-orang yang beriman. Lebih-lebih bermimpi bertemu Rasulullah saw. Merupakan impian setiap muslim dapat bertemu dengan Nabi Muhammad saw sekalipun hanya sekedar lewat mimpi. Apakah itu mungkin ?
Jawabannya “ya”, bertemu Rasulullah saw dalam mimpi mungkin saja terjadi bagi seseorang, apalagi orang shalih. Dalam sebuah hadits, Nabi saw bersabda:
مَنْ رَآنِى فِى الْمَنَامِ فَقَدْ رَآنِى فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَتَمَثَّلُ بِى
Artinya: “Barangsiapa yang melihatku dalam kondisi tidur, maka ia benar-benar telah melihatku, karena setan tidak bisa menyerupaiku” (HR. Muslim)
Di riwayat lain juga disebutkan:
مَنْ رَآنِي فِي الْمَنَامِ فَسَيَرَانِي فِي الْيَقَظَةِ ، وَلاَ يَتَمَثَّلُ الشَّيْطَانُ بِي
Artinya: “Barangsiapa yang melihatku dalam kondisi tidur, maka ia dapat melihatku dalam kondisi bangun, dan setan tidak bisa menyerupaiku” (HR. Bukhari)
Berdasarkan hadits diatas, Badruddin al Aini berkata:
أَنَّ رُؤْيَةَ النَّبِيِّ فِي الْمَنَامِ صَحِيْحَةٌ لَا تُنْكَرُ وَلَيْسَتْ بِأَضْغَاثِ أَحْلَامٍ وَلَا مِنْ تَشْبِيْهَاتِ الشَّيْطَانِ
Artinya: “Sesungguhnya melihat Nabi saw di waktu tidur adalah kebenaran yang tidak bisa diingkari. Hal tersebut bukan berita dalam tidur dan bukan penyerupaan setan”
Artinya, dari keterangan ini ulama’ sepakat bahwa bertemu Nabi saw dalam mimpi sangat memungkin sekali, dan itu adalah wujud asli Nabi saw bukan setan yang berusaha menyerupai Nabi saw. Sebab setan tidak mampu merubah wujud seperti Nabi saw.
Bahkan menurut imam As Suyuti, berjumpa dengan Nabi saw dalam kondisi terbangun juga bisa terjadi. Menurutnya, Nabi saw masih hidup baik jasad atau pun ruhnya. Ia berjalan di muka bumi ini dan alam malakut sesuai dengan kehendaknya, dan beraktifitas sebagaimana sebelum ia wafat. Hanya saja, Nabi saw tidak terlihat oleh kasat mata pada keadaan sekarang ini. Akan tetapi jika Allah swt menghendaki mengangkat hijat (penghalang) dari orang-orang yang mulya, maka niscaya ia akan melihatnya secara sempurna.
Dengan demikian, pernyataan imam al Ghazali tentang dirinya sudah mengkonsultasikan hadits-hadits dalam kitab Ihya’ itu dapat dibenarkan. Dan sangat mungkin bahwa imam al Ghazali konsultasi kepada Nabi saw bukan dalam kondisi tidur, tapi dalam keadaan terjaga, karena imam al Ghazali sudah dibuka tabir penglihatannya oleh Allah swt sehingga mampu bertemu dengan fisik Nabi saw.
Wallahu a’lam