makna sahur
makna sahur

Memahami Makna Berkah di Balik Sahur

Di dalam sahur terdapat berkah. Itulah petikan singkat sabda Rasulullah. Namun, apa maksud dari perkataan singkat sahur yang berkah tersebut?


Sahur adalah makan dan minum di waktu “sahar” (sepertiga malam terakhir sebelum Subuh). Oleh karenanya, membahas sahur, sama artinya membahas waktu makan minum sebelum memulai berpuasa.

“Sahur” adalah salah satu bagian dari pernak pernik Ramadhan yang sering diingat dan dikenang.  Kegiatan unik ini menyita rasa untuk mengerjakannya. Lalu bagaimana fikih melihatnya?

Sahur dalam tinjauan fikih memang tidak termasuk dalam kategori syarat apalagi rukun dalam puasa. Artinya, tidak sahurpun puasanya sah.

Lalu jika demikian apa status sahur dalam pandangan Islam? Sekedar pelengkap saja atau ada makna dan berkah lain?

Dalam sebuah keterangan hadits sahur hanya disebut sebagai wahana untuk mendapatkan berkah. Nabi bersabda:

قال النبي صلى الله عليه وسلم : ” تسحروا فإن في السحور بركة “

Nabi Muhammad saw bersabda: makan sahurlah kalian, karena dalam sahur terkandung berkah yang merekah (HR: Bukhari. 1834).

Ibnu Hajar al-‘Asqalani mengatakan berkah yang disebut dalam keterangan hadits di atas. Dapat dikonotasikan dengan enamhal. Pertama, bertambah pahalanya karena mengikuti sunnah Rasul.

Kedua, membedai tradisi puasanya Ahlul Kitab (Yahudi-Nasrani) yang berpuasa tanpa sahur.

Ketiga, menambah stamina dan semangat untuk melakukan ibadah puasa.

Keempat, menghilangkan gerutu akibat lapar karena tidak sahur.

Kelima, menjadi penyebab perbuatan baik lainnya seperti berbagi sahur.

Keenam, wahana berdzikir dan berdoa, karena diduga kuat waktu sahur adalah waktu yang mustajabah. (Fath al-Bari, 4/140).

Disebut itu sunnah Rasul. Karena Rasul mempraktekkannya. Hadits Nabi menginformasikan soal itu :

عن زيد بن ثابت ، قال : مررت بنبي الله صلى الله عليه وسلم وهو يتسحر يأكل تمرا ، فقال : ” تعال فكل ” فقلت : إني أريد الصوم . فقال : ” وأنا أريد ما تريد ” فأكلنا

Dari Zaid Ibn tsabit berkata: saya berjalan bertemu dengan Nabi yang pada saat itu Nabi sedang bersahur dengan memakan sebutir kurma. Lalu Nabi memanggilku. Kemarilah dan makanlah ! Aku menjawab: aku hendak berpuasa. Nabi membalas. Akupun ingin apa yang kau inginkan (HR: Ahmad: 21142).

Kesimpulannya, sahur bukanlah perbuatan yang pantas diremehkan, walaupun bukan bagian dari syarat sahnya puasa. Namun, jangan remehkan sahur.

Jika dengan sahur, Saudara menjadi bersemangat untuk berpuasa maka sahur adalah sebuah keniscayaan. Tetapi bila tanpa sahurpun tetap kuat, bersahur tetap adalah santapan bertabur berkah bagian dari sunnah Rasul.

Sahur, sahur, sahur, sahur, ayo kita sahur. Lirik lagu yang sempat viral. Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan.

Bagikan Artikel ini:

About Abdul Walid

Alumni Ma’had Aly Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo

Check Also

hewan yang haram

Fikih Hewan (1): Ciri Hewan yang Haram Dimakan

Soal halal-haram begitu sentral dan krusial dalam pandangan kaum muslimin. Halal-haram merupakan batas antara yang …

tradisi manaqib

Tradisi Membaca Manaqib, Adakah Anjurannya ?

Salah satu amaliyah Nahdhiyyah yang gencar dibid’ahkan, bahkan disyirikkan adalah manaqiban. Tak sekedar memiliki aspek …