beramadhan ala rasulullah
beramadhan ala rasulullah

Pernikahan Rasulullah yang Sering Disalahpahami

Tidak sedikit para orientalis yang memandang Islam secara negatif. Bias pandangan ini terus bertahan hingga saat ini yang melahirkan islamofobia. Tidak hanya ajaran Islam yang disalahartikan, tetapi juga kehidupan Rasulullah.

Salah satu yang sering dijadikan alat untuk mendiskreditkan Rasulullah masalah pernikahan. Tentu pernikahan yang menjadi sangat problematis dan sering dipelintir adalah pernikahan Rasulullah dengan Zainad yang juga mantan istri Zaid bin Haritsah, anak angkat Rasulullah.

Anak angkat Rasulullah, Zaid ibn Haritsah menikah dengan Zainab Binti Jahsy. Selain dikenal dengan wanita yang cantik dan dermawan dan Zainab juga merupakan seorang wanita yang memiliki garis keturunan yang bagus.

Didasari dengan keinginan Rasulullah untuk menghapus sekat pembeda status social, Rasulullah menikahkan Zaid anak angkatnya yang sebelumnya merupakan seorang anak budak dengan Zainab dari keturunan bangsawan.

Namun sayangnya perbedaan kasta memang sangat berpengaruh dalam kehidupan rumah tangga mereka berdua. Zaid yang merasa ucapannya tak pernah didengar oleh istrinyapun akhirnya memutuskan untuk menceraikan Zainab.

Maka Allahpun menurunkan wahyu kepada Rasulullah dalam surat al-Ahzab ayat 37. “Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya, ‘Tahanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah, sedang kamu menyembunyikan dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allahlah yang lebih berhak untuk kamu takuti.”

Zaid bin Haritsah merupakan seorang yang telah mendapatkan karunia Islam dari Allah dan nikmat pengasuhan dan kemerdekaan dari seorang budak dari Rasulullah, maka Rasulullah bersabda “Pertahankan istrimu, Zainab binti Jahsy. Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah dalam mempergauli istrimu!”

Namun dalam hati Zaid menyembunyikan sesuatu yang kelak akan diperlihatkan oleh Allah, yaitu ketika Zaid menceraikan istrinya dan Rasulullah yang akan mengawini jandanya. Namun Rasulullah takut akan penilaian khalayak ramai akan mengejeknya ketika menikai janda bekas anak angkatnya.

Padahal Rasulullah tahu bahwa sesungguhnya hanya Allah yang pantas ditakuti. Dengan begitu, Rasulullah mampu menjadi teladan bagi penghapusan sebuah tradisi rendah, sehingga orang-orang muslim tidak merasa bersalah jika mengawini wanita bekas istri anak angkat yang telah diceraikan. Dan sungguh segala yang dikehendaki oleh Allah pasti akan terjadi.

Hal yang ditakuti Rasulullahpun terjadi, para manusia yang ingkar akan ke Rasulullah mengabarkan fitnah yang telah dibesar-besarkannya. Yang menyebutkan bahwa Rasulullah telah menikahi istri anaknya sendiri. Karena itu, Allah menurunkan kembali sebuah ayat untuk menghentikan fitnah tersebut.

Allah kembali berfirman,“Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu. Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (al-Ahzab ayat 5)

Imam Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Abdullah bin Umar ra, bahwa Zaid bin Haritsah maula Rasulullah sebelumnya biasa dipanggil dengan Zaid bin Muhammad, sampai Allah menurunkan ayat diatas dan di panggilah anak angkat  dengan memakai nama bapak kandung mereka.

Inilah alasan mengapa Zaid dipanggil dengan Zaid bin Haritsah bukan bin Muhammad, karena bapaknya adalah Haritsah. Dan hak-hak waris tetap kepada bapaknya yakni Haritsah. Pernikahan itu juga menjadi penegas dalam Islam bahwa anak angkat tidak berstatus sama dalam hukum dengan anak kandung. Anak angkat tetapi menyandang gelar bapak kandungnya. Begitu pula hak waris dan hukum lain yang berkaitan dengan anak tidak sama dengan anak kandung, termasuk dalam pernikahan.

Bagikan Artikel ini:

About Eva Novavita

Check Also

singgasana sulaiman

Cerita Nabi Sulaiman untuk Anak (3) : Kisah Raja Sulaiman dan Ratu Balqis

Setelah Nabi Daud wafat, kini Nabi Sulaiman meneruskan tahta kerajaan dan memimpin Bani Israil. Seperti …

singgasana sulaiman

Cerita Nabi Sulaiman untuk Anak (2) : Nabi Sulaiman dan Perempuan Korban Pemerkosaan

Sebelumnya sudah diceritakan tentang kecerdasan Nabi Sulaiman dalam memecahkan masalah. Kisah kehebatan Nabi sulaiman tak …