shalat dhuha
shalat sunnah

Shalat Sunnah Delapan Rakaat di Bulan Syawal yang Sering dilupakan

Bulan Syawal ternyata memiliki beberapa keistimewaan. Namun sebagian umat Islam tidak menyadari atau sama sekali tidak mengetahui hal tersebut. Semestinya bulan ini dimanfaatkan untuk memperbanyak ibadah sebagai fase lanjutan dari bulan Ramadhan. Dengan demikian, puasa Ramadhan sebagai madrasah yang mendidik umat Islam menjadi pribadi yang bertakwa betul-betul menuai hasil.

Selain puasa enam hari, ada beberapa amal ibadah yang dianjurkan untuk dikerjakan di bulan Hijriyah setelah bulan Ramadhan ini, di antaranya menikah, i’tikaf, berdzikir dan shalat delapan rakaat. Khusus untuk shalat sunnah delapan rakaat sering terlupakan bahkan sebagian umat Islam tidak mengetahuinya.

Syekh Abdul Qadir al Jilani dalam karyanya al Ghunyah menjelaskan shalat sunnah delapan rakaat tersebut berdasar pada hadis Nabi. Diceritakan dari Anas, dia berkata bahwasannya Rasulullah pernah bersabda, ‘Barangsiapa shalat di bulan Syawal sebanyak delapan rakaat baik dilakukan malam hari maupun siang hari yang mana di setiap rakaatnya membaca al-Fatihah dan Qul qul huwallahu ahad (surat al Ikhlas) sebanyak lima belas kali; setelah delapan rakaat tersebut kemudian dilanjut dengan membaca tasbih (subhanallah wa bi hamdihi, subhanallahil adhim) tujuh puluh kali dan shalawat (allahumma shallli ‘ala sayyidina Muhammad) tujuh puluh kali.

Maka demi Dzat yang telah mengutusku, Allah akan mengalirkan hikmah (kebijaksanaan/kebenaran) dalam hati yang diungkapkan melalui lisan seorang hamba yang telah melaksanakan shalat ini, dan Allah akan tunjukkan kepada dia penyakit-penyakit dunia serta obatnya. Dan demi Dzat yang telah mengutusku, barangsiapa yang mendirikan shalat ini sesuai tata caranya, maka akan diampuni dosa-dosanya sebelum ia mengangkat kepala setelah sujudnya, dan andaikan dia mati, maka dia mati dalam keadaan syahid yang dosanya telah diampuni.

Dan tiada seorang hamba yang melaksanakan shalat ini dalam keadaan bepergian, kecuali Allah mudahkan baginya perjalanannya hingga tempat yang dituju. Andaikan ia memiliki utang, maka utangnya akan terbayar; dan seandainya ia memiliki kebutuhan, Allah akan memenuhi kebutuhannya. Dan demi Dzat yang telah mengutusku, tiada seorang hamba yang menjalankan shalat ini kecuali Allah berikan untuknya di setiap huruf dan ayatnya sebuah makhrafah di surga nantinya. Kemudian dipertanyakan, ‘Apakah makhrafah itu, ya Rasul?’ Rasulullah menjawab, ‘Makhrafah adalah dua ekor domba yang mempermudah penunggangnya mengelilingi (kebun penuh) pepohonan yang tidak pernah dipotong selama seratus tahun”.

Inilah ibadah sunnah yang memiliki faedah besar yang sering terabaikan. Shalat sunnah delapan rakaat ini tergolong shalat sunnah mutlak yang dilakukan selama bulan Syawal. Teknis pelaksanaannya adalah setiap dua rakaat ditutup dengan salam. Bisa dikerjakan waktu siang maupun malam.

Bagikan Artikel ini:

About Khotibul Umam

Alumni Pondok Pesantren Sidogiri

Check Also

sirah nabi

Pesan Nabi Menyambut Ramadan

Bulan Ramadan, atau di Indonesia familiar dengan sebutan Bulan Puasa, merupakan anugerah yang diberikan Allah …

imam ahmad bin hanbal

Teladan Imam Ahmad bin Hanbal; Menasehati dengan Bijak, Bukan Menginjak

Sumpah, “demi masa”, manusia berada dalam kerugian. Begitulah Allah mengingatkan dalam al Qur’an. Kecuali mereka …