sikap islami hadapi corona
sikap islami hadapi corona

Tidak Perlu Panik, Tanamkan Tiga Sikap Islami ini dalam Menghadapi Virus Corona

Waspada itu harus, tetapi tidak perlu panik dalam menghadapi virus corona. Inilah tiga sikap islami yang harus ditanamkan dalam menghadapi penyebaran virus ini.


Fenomena wabah virus corona atau covid-19 saat ini telah merambah hampir seluruh belahan bumi. Dari waktu ke waktu semakin banyak orang yang tertular.  Kekhawatiran pun semakin menular ke seluruh dunia.

Virus yang sampai saat ini belum ditemukan penangkalnya telah merambah hampir ke seluruh negara-negara di dunia. Tak terkecuali Indonesia, Corona telah menyerang beberapa yang dinyatakan positif. Kekhawatiran pun sangat berlebihan dan menimbulkan kepanikan.

Padahal, kecemasan dan rasa takut yang berlebihan justru membuka pintu lebar masuknya penyakit ke dalam tubuh. Rentan terserang penyakit karena daya tahan tubuh melemah. Kita juga lupa banyak juga orang yang bisa sembuh melawan virus ini.

Sebagai orang yang beriman, tentu menyikapi pandemic global ini harus dengan hati yang tenang dan tidak perlu merasa takut dan khawatir yang berlebihan. Tugas manusia hanya berusaha semaksimal mungkin menjaga kesehatan dan perilaku hidup sehat dan berdoa. Selebihnya adalah urusan yang maha kuasa. Doa, Ikhtiar dan tawakkal.

Tidak perlu panik dan khawatiran berlebihan. Berikut panduan sikap islami dalam menghadapi virus corona ini.

Ikhtiar dengan Melakukan pencegahan

Tentunya yang utama harus diusahakan adalah berikhtiar dengan melakukan tindakan pencegahan agar kita dan keluarga serta orang-orang yang kita sayangi tidak tertular virus ini. Caranya adalah dengan selalu menjaga kebersihan. Hidup bersih dan sehat seperti telah dianjurkan oleh Nabi.

Wujud hidup bersih dan sehat tersebut di antaranya adalah rutin menjaga kesehatan, rutin mencuci tangan, mengkonsumsi makanan yang halal dan bergizi serta membatasi keluar rumah dan berkumpul di tempat keramaian bila tidak penting.

Anjuran Nabi Muhammad bila sedang mewabah suatu penyakit menular adalah tidak mendatangi tempat berkembangnya virus. Seperti sabda Nabi:

“Apabila kalian mendengar tentangnya (wabah penyakit) di sebuah tempat, maka janganlah kalian masuk ke dalamnya, dan bila kalian berada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar daripadanya sebagai bentuk lari daripadanya”. (HR.Bukhari dan Muslim)

Tawakkal Kepada Allah

Setelah melakukan ikthtiar-ikhtiar secara maksimal, selanjutnya menempa sikap pasrah kepada Allah yang mengatur segala kehidupan di bumi dan di langit. Tidak ada kekuatan selain kekuatan yang maha kuasa. Allah berfirman:

“Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam”. (QS Al-An’am: 162)

Hidup dan mati milik Allah. Sudah ada ketetapannya. Ajal tidak akan maju dan tidak pula ditangguhkan. Kematian merupakan sesuatu yang niscaya.

Manusia akan tetap hidup bilamana memang ajalnya belum tiba. Segala penyakit, termasuk virus corona hanyalah sebab yang telah ditetapkan. Bila ajal sudah menjemput, jangankan virus corona atau yang lebih dari itu, tergores duri pun menyebabkan kematian.

Optimisme Sehat dan Sembuh

Segala penyakit pasti ada obatnya. Maka andaipun telah terjangkit Virus Corona yakinlah akan kesembuhannya karena ketika Allah menciptakan penyakit sekaligus pula dengan obatnya.

Dan yakinlah juga bahwa tidak ada penyakit yang Allah turunkan, kecuali ada juga obat yang diturunkan bersamanya. Nabi bersabda: “Sesungguhnya Allah ketika menciptakan penyakit maka ia menciptakan penyembuhnya, maka berobatlah”. (HR. Ahmad).

Banyaknya yang terpapar dan meninggal juga banyak pula yang bisa sembuh melewati virus ini. Tentu ini menjadi berita yang memupuk optimisme agar selalu berusaha melewati ujian ini.

Hal yang penting diingat, Virus Corona adalah makhluk yang diciptakan Allah. Andaipun benar ia bermusabab dari suatu konspirasi yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu, tetap saja tak ubahnya makhluk-makhluk Allah lainnya. Gerak dan aktivitasnya semua sudah diatur oleh Allah. Dan pasti ada obatnya.

Dengan demikian, Allah adalah sebaik-baiknya pelindung dan sebaik-baiknya penjaga. Berdoalah dan selalu memohon kepada Allah karena di TanganNya segala takdir berpulang dan Penjaga keselamatan yang sesungguhnya. Allah berfirman: “Maka Allah adalah sebaik-baiknya penjaga dan Dialah Maha Penyayang di antara para penyayang”. (QS Yusuf, Ayat 64).

Bagikan Artikel ini:

About Khotibul Umam

Alumni Pondok Pesantren Sidogiri

Check Also

sirah nabi

Pesan Nabi Menyambut Ramadan

Bulan Ramadan, atau di Indonesia familiar dengan sebutan Bulan Puasa, merupakan anugerah yang diberikan Allah …

imam ahmad bin hanbal

Teladan Imam Ahmad bin Hanbal; Menasehati dengan Bijak, Bukan Menginjak

Sumpah, “demi masa”, manusia berada dalam kerugian. Begitulah Allah mengingatkan dalam al Qur’an. Kecuali mereka …