kitab nihatuz zain
kitab nihatuz zain

Fikih Nusantara (1) : Kitab Nihayatuz Zain Karya Imam Nawawi Al Bantani

Tanpa banyak umat muslim Indonesia ketahui sejatinya ulama nusantara pada masa lalu sangat produktif dalam menulis karya-karya otentik khas nusantara. Keilmuan Islam nusantara sudah lama dibangun dengan dialektika ulama nusantara dengan Timur Tengah yang menghasilkan peradaban keilmuan Islam khas nusantara.

Khazanah keilmuan keislaman di nusantara memang bukan suatu hal baru. Karya-karya itu patut dikenali kembali sebagai bagian dari kekayaan ijtihad dan apresiasi tinggi agar ulama-ulama masa kini mampu mengikuti jejak rekam dan produktifitas ulama nusantara masa lalu.

Para pegiat ilmu fikih di Nusantara pasti mengenal atau pernah mendengar nama Syaikh Nawawi al Bantani. Salah seorang ulama Nusantara yang sangat kesohor karena ilmu agamanya yang sangat mumpuni. Terutama di bidang ilmu fikih.

Nama lengkapnya  Abu Abdul Mu’thi Muhammad Nawawi bin Umar bin Arabi al Jawi al Bantani. Lahir tahun 1230 H/1813 M di Tanara, Serang Banten. Meninggal di Makkah tanggal 25 Syawal tahun 1314 H/1897 M.

Ayahnya bernama Syaikh Umar al Bantani, ulama dan tokoh agama termuka keturunan Maulana Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.

Banyak kitab yang beliau tulis. Menyebut di antaranya adalah ‘Uqud al Lujain fi Bayan Huquq al Zaujaini, Kasyifatu al Saja Syarah Safinatu al Naja, Tafsir Murah Labid atau Tafsir al Munir, Bahjah al Wasail Syarah al Risalah al Jaami’ah baina al Ushul wa al Faqih wa al Tasawwuf, Nihayatu al Zain dan lain-lain.

Di sini, penulis akan mengulas sekelumit tentang Kitab Nihayatu al Zain.

Judul lengkapnya, sebagaimana disebut dalam muqaddimah kitab ini, Nihayatu al Zain fi Irsyadi al Mubtadiin. Dari judulnya, Imam Nawawi al Bantani berharap karyanya tersebut menjadi rujukan bagi pelajar pemula atau orang yang baru belajar hukum Islam.

Dalam bahasa Arab, Nihayatu bermakna puncak, Zain artinya hiasan, Irsyad maknanya tuntutan atau bimbingan dan Mubtadiin bermakna para pemula. Bila dirangkai menjadi satu diksi kata adalah ‘membimbing para pemula menuju puncak yang indah’.

Nihayatu al Zain adalah Syarah (kitab penjelas) Qurrotu al ‘Ain karya Syaikh Zainuddin al Malibari. Dengan demikian, kitab ini sama dengan Fathu al Mu’in yang mensyarahi kitab Qurrotu al ‘Ain. Namun kitab Nihayatu al Zain lebih tebal dan lebih panjang penjelasannya dibandingkan kitab Fathu al Mu’in.

Karena mensyarahi kitab Qurrotu al’Ain, maka sistematika penulisan Nihayatu al Zain mengikut seluruhnya pada kitab tersebut. Dimulai dengan bab shalat dan ditutup dengan bab budak.

Bahasa tulisnya padat namun berisi, mendayu tapi mudah dimengerti, indah, dan memakai kata kata yang mudah dipahami. Tidak seperti Fathu al Mu’in, Nihayatu al Zain ditulis dengan bahasa yang datar sehingga para pemula sekalipun mudah memahami murad (maksud) nya.

Seperti ditulis dalam muqaddimah Nihayatu al Zain, Imam Nawawi merujuk beberapa kitab fikih klasik sebagai referensi. Ini beliau sebut ketika mengutip penjelasan dari kitab-kitab yang dijadikan referensi.

Kitab yang dijadikan referensi oleh Imam Nawawi adalah salah satu karya Abu Khudair al Dimyati, Nihayatu al Amal Liman Raghiba fi Shihhati al ‘Aqidah wa al Amal, Tuhfatu al Muhtaj dan Fathu al Jawwad karya Ibnu Hajar al Haitami, Nihayatu al Muhtaj karangan Imam Ramli, dan al Nihayah yang ditulis oleh Waliyuddin al Basyir dan beberapa kitab Hasyiyah yang lain.

Kitab Nihayatu al Zain ini pernah ditahqiq (diteliti) oleh Alawi Abu Bakar Muhammad al Saqaf, Abdullah Mahmud Muhammad Umar dan lain-lain. Dalam konteks inilah sejatinya, kualitas ulama nusantara masa lalu telah diakui dan menjadi rujukan dunia Islam.

Bagikan Artikel ini:

About Ahmad Sada'i

Check Also

kitab wishah al ifrah

Fikih Nusantara (32): Kitab Wisyah al Ifrah Wa Isbah al Falah Karya Muhammad bin Isma’il Daud al Fathani

Kitab berbahasa Melayu yang ditulis dengan aksara Jawi ini sekali lagi membuktikan semangat ulama-ulama Melayu …

kitab al nadlhah al hasaniyah

Fikih Nusantara (31): Kitab Al Nadhah al Hasaniyah Karya Sayyid Muhsin Ali al Musawa al Falimbani

Semakin kita membuka dan membaca karya-karya ulama Nusantara, semakin kita paham bahwa mereka telah berusaha …