kekayaan
istri

Inilah Hal yang Tak Boleh Dilakukan Istri kepada Suami Menurut Sayyid Muhammad bin Alawi

Hidup berpasang-pasangan merupakan sunatullah. Apalagi jika diikat dengan janji suci berupa pernikahan. Baik suami maupun istri ketika sudah menikah, berarti mereka harus sudah saling mengerti dan mengetahui hak dan kewajibannya. Sebab apabila sudah memahami satu sama lain, jalinan pernikahannya akan sakinnah, mawaddah wa rohmah.

Kehidupan rumah tangga sebagaimana di atas itulah yang didambakan oleh semua pasangan suami istri. Namun demikian, nampaknya sudah maklum bahwa dalam menjalani kehidupan rumah tangga pasti kadangkala akan mengalami masalah-masalah, baik itu besar atau kecil. Cobaan permasalahan ini biasanya mengganggu keharmonisan suami istri dan bahkan anak.

Kepada siapapun dan kapanpun cobaan rumah tangga bisa menimpa. Karena, itulah ujian yang datang dari Allah untuk menguji kesetiaan dalam ibadah pernikahan dan penghambaan kepadaNya. Salah satu permasalahan yang paling banyak ditemui di masyarakat yakni terkait keuangan atau perekonomian keluarga.

Dalam permasalahan perekonomian keluarga ini menurut Sayyid Muhammad bin Alawi biasanya penyebabnya adalah istri. Istri yang menginginkan berlebih dari apa yang menjadi kemampuan suaminya. Kasus yang terjadi kemudian yakni istri yang akan menyalahkan suami dan tak taat lagi kepadanya.

Dalam kitab Al-Adab al-Islam fi Nidzam al-Usrah karangan Sayyid Muhammad bin Alawi, salah satu hal yang tak boleh dilakukan oleh seorang istri ialah membebani suami dengan menginginkan permintaan yang berlebihan kepada suami.

أَنْ لَا تَحْمَلَ زَوْجَهَا مَا لَا طَاقَةَ لَهُ بِهِ ، وَلَا تَطْلُبُ مِنْهُ مَا يَزِيْدُ عَلَى الْحَاجَةِ . وَهَذَا فِي الْمَعْنَى ، إِعَانَةً لِزَوْجِهَا عَلَى الْاِقْتِصَادِ

“Tidak diperbolehkan bagi istri untuk membebani suaminya dengan sesuatu yang ia tidak mampu, dan tidak meminta sesuatu (barang) yang melebihi kebutuhannya. Dalam artian, menolong perekonomian suami.” 

Permintaan berlebih kepada suami atau bisa disebut serakah sesungguhnya lama kelamaan akan berakibat buruk pada sebuah bahtera rumah tangga. Sebab jika itu dilakukan terus menerus akan mengakibatkan rasa kasih sayang dan cinta akan perlahan pudar. Malah nantinya akan menimbulkan rasa benci di antara keduanya. Sebagaimana perkataan Sayyid Muhammad bin Alawi:

وَإِنَّ الْجَشْعَ وَالطَمَعَ يُضْعِفَانِ الْمَحَبَّةَ ، وَيَأْتِيَانِ بِالْكَرَاهَةِ

“Ketamakan dan keserakahan dapat melemahkan rasa cinta dan menimbulkan kebencian.”

Sifat qona’ah sebagai solusi

Sebenarnya fenomena istri meminta hal-hal yang berlebihan dari apa yang dimiliki suami itu tak hanya terjadi di masyarakat kelas bawah. Masyarakat kelas menengah dan atas pun demikian. Sebab ini tak berkaitan dengan rezeki yang diperoleh suami yang sedikit atau banyak. Tetapi sifat serakah istri-lah yang menjadi factor utama. Banyak suami yang berprofesi bagus dan keuangan berkecukupan melakukan korupsi sebab istrinya minta barang-barang mahal.

Berbeda hal ketika sang suami pelit kepada istri atau punya rezeki berlebih tapi tak diberikan untuk kebutuhan keluarga. Jelas yang demikian itu salahnya suami. Makanya pasangan suami istri tak hanya dituntut untuk mengetahui hak dan kewajibannya saja. Tetapi harus juga keduanya memiliki sifat qona’ah.

Untuk menjalin keharmonisan rumah tangga dalam keadaan apapun, antara suami dan istri harus sama-sama memiliki sifat qona’ah. Qona’ah sendiri memiliki makna ridha akan ketetapan yang telah diberikan oleh Allah kepada mereka.  Dari qona’ah ini juga akan membawa ketentraman dalam berumah tangga. Seperti yang dikatakan oleh Sayyid Muhammad bin Alawi:

إِنَّ القَنَاعَةَ تُعَمِّرُ الْبُيُوْتَ ، وَتَوَقَّعُ الْأُلْفَةَ

“Sesunguhnya qona’ah merupakan bangunan dalam rumah tangga dan wujudnya keharmonisan.”

Jadi sederhananya, tugas suami yakni mencari nafkah agar tercukupi kebutuhan keluarganya dan menjadi imam yang baik untuk keluarganya dalam hubungannya kepada Allah. Adapun istri menerima dengan tulus nafkah yang diberikan suami, membelanjakan dengan sebaik-baiknya serta sembari ia dengan tanggungjawab mendidik anak-anak dan menjaga kehormatan keluarga.

Walapun nafkah yang diberi suami kadangkala tak sesuai harapan atau belum menutupi kebutuhan keluarga, sang istri janganlah menyalahkan suami dan membebani suami. Malah harusnya memberi semangat suami dan melayani suami dengan sebagaimana baiknya ketika ia memberi nafkah yang cukup atau lebih.

Istri yang dapat menerima dan berterimaksih atas pemberian yang diberikan oleh suami, akan menjadikan hatinya menjadi teduh dan nyaman. Jiwanya akan merasa lapang, dan kecintaanya menjadi bertambah. Istri seperti inilah yang menjadi dambaan setiap suami. Bagi suami yang kala itu memiliki kesulitan ekonomi akan tetap nyaman dan tenang balik ke rumah dan sang istri memberikan kehangatan kepadanya.

Jika suami memberikan jatah nafkah hanya sedikit—biasanya terjadi karena kesulitan dalam mencari pekerjaan atau karena ada faktor lain—seyogyanya bagi seorang istri dapat mentasarufkan jatah nafaqah tersebut dengan sebaik-baiknya. Jika pun nanti tetap masih dirasa kurang, istri bisa meminta lagi kepada suami dengan pembicaraan yang baik. Tidak kemudian mencari permasalahan dengan mengatasnamakan nafkah.

Sayyid Muhammad bin Alawi pun memasukkan sifat qonaah sebagai ketentuan istri yang berpredikat shalelah.

وَمَا أَحْسَنَ الْمَرْأَةَ الْقَانِعَةَ ، ذَاتَ الْخُلُقِ الْكَرِيْمِ ، اَلْحَسَنَةُ التَّصَرُفِ فِي قَلِيْلِ الرِّزْقِ ، لِيَكْفِيَهَا وَزَوْجُهَا وَأَوْلَادُهُمَا

“Alangkah baiknya wanita yang memiliki sifat qona’ah, berakhlak mulia, dapat mentasarufkan dengan baik rizki yang sedikit sehingga dapat untuk mencukupi dirinya, suaminya, dan anak-anaknya.”

 

Bagikan Artikel ini:

About M. Alfiyan Dzulfikar

Check Also

ilustrasi masjid tempat ibadah umat

Bersemangatlah dalam Beribadah (2): Cara Menghindari Kemalasan

Dalam tulisan sebelumnya, sudah dijelaskan betapa Allah SWT menganugerahkan kemurahan dan kemudahan kepada kita untuk …

ibadah

Bersemangatlah Dalam Beribadah (1): Tiada Kesukaran dalam Agama

Allah memerintahkan kita beribadah, pastilah itu bermanfaat dan baik untuk kita sendiri. Tak mungkin ada …