adab makan rasulullah
adab makan rasulullah

Makan dengan Garpu dan Pisau Bertentangan Sunnah? Mari Tengok Cara Makan Rasulullah

Bagaimana hukum makan dengan memakai garpu dan pisau dalam prespektif Hadits “Makanlah dengan tangan kanan-mu!. Apakah tradisi makan dengan menggunakan dua tangan sekaligus bertentangan dengan sunnah?

Sayyidina Umar bin Khattab RA. adalah orang yang kidal, beliau dapat menulis dengan tangan kiri dan kanan. Beliau dapat menggunakan tangan kanan dan kiri dengan standart yang sama. Babkan, beliau dapat membawa sesuatu dengan tangan kanan sebagaimana beliau dapat membawa memakai tangan kiri.

Kidal (lebih terampil anggota kiri daripada kanan) sudah ada di zaman sahabat dahulu. Berkenaan dengan makan memakai garpu dan pisau, bisa jadi pisau dipegang di tangan kanan dan garpu di tangan kiri. Lalu kita menggunakan kedua tangan kita saat makan.

Jika kita menggunakan kedua tangan kita, maka boleh makan menggunakan garpu di tangan kiri dan pisau di tangan kanan. Apakah ini berarti tidak mengikuti cara makan Nabi? Sesuai dengan Hadits yang dikeluarkan Imam Ahmad, bahwa Nabi SAW. makan memakai tangan kanan dan kiri beliau, di tangan kanan ada buah mentimun dan di tangan kiri ada buah semangka (dalam riwayat lain: tangan kanan memegang kurma muda, dan yang kiri semangka). Beliau bersabda: panasnya buah ini dapat di redam dinginnya buah ini.

Sebagai suri tauladan Rasulullah SAW. saat makan beliau mengambil semangka, lalu mengambil timun. Mentimun sifat-nya keras oleh karena itu mempunyai kandungan panas. Lalu beliau mengambil sebagian semangka. Oleh karena itu beliau memakan pakai tangan kanan dan tangan kiri.

Lalu kenapa Rasulullah makan memakai tangan kiri? karena beliau menggunakan kedua tangan secara bersamaan, namun di saat menggunakan satu tangan beliau menggunakan tangan kanan.

Oleh karena itu, kalau cuma memegang garpu cukup memakai tangan kanan, sampailah kepada kita etika internasional saat ini. Setelah masuknya etika dan budaya makan Amerika yang dipayungi etika tata cara makan hidangan Inggris dan Perancis, makan pakai tangan kanan menjadi etika.

Lalu Allah menjelaskan dalam firman-Nya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya” (Qs: Al-Baqarah 2-286). Jika tidak mampu menggunakan tangan kanan, maka tidak apa-apa menggunakan tangan kiri. Menggunakan tangan kanan dalam terma Agama adalah kesunnahan bukan kewajiban, sedangkan orang yang sombong menggunakan tangan kiri, padahal mampu menggunakan tangan kanan pada hakikatnya dia makan bersama setan.

Apa yang dilarang dalam konteks ini adalah sombong, dan makan memakai tangan kiri adalah salah satu bentuk kesombongan tersebut. Sebagaimana makan memakai tangan kiri adalah di antara kesombongan, seperti menaruh menaruh rokok di antara jari kelingking dan jari manis. Selain ada yang berpendapat bahwa rokok hukumnya haram, cuma penulis ingin menyampaikan, bahwa di situ ada perantara dalam makan dan menghisap rokok menampakkan kesombongan.

Nabi SAW. melarang seseorang untuk sombong, dan memerintahkan makan memakai tangan kanan. Jika ada yang mengatakan saya tidak mampu melakukannya kecuali begini, ini adalah bantahan yang tolol, seperti ini adalah makan bersama setan karena kesombongan, bukan karena etika luar. Etika dari luar ini dalam ruang lingkup adab dan sunnah. Oleh karena itu bukanlah kemaksiatan apabila tidak ada kemampuan, dan bukanlah kemaksiatan jika menggunakan kedua tangan.

Manusia harus terus berupaya, jika menginginkan pahala dari etika yang di jelaskan, yaitu menggunakan tangan kanan saat menggunakan satu tangan, jika gagal mencoba memakai tangan kanan tidak apa-apa, atau juga ketika dalam kondisi lupa, karena Rasulullah SAW. bersabda kepada seorang anak laki-laki yang sedang diajarinya: “Wahai anak laki-laki sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kanan-mu, dan makanlah sesuatu di sekitarmu”.

Semuanya adalah adab, jika seseorang lupa membaca basmalah, maka dia telah meninggalkan adab; bahwa dia tidak melakukan kemaksiatan atau dosa, meskipun tidak makan menggunakan tangan kanan dan memakan makanan yang ada disekitarnya. Semua ini adalah adab yang ingin dijelaskan Nabi kepada kita; bahwa alangkah baiknya kita memperhatikan etika dan adab.

Dari tulisan ini, bisa kita simpulkan bahwa saat makan steak; menggunakan kedua tangan, tangan kanan memegang pisau dan tangan kiri memegang garpu, dalam prespektif hukum Islam diperbolehkan sesuai dengan hadits diatas.

Semoga kita termasuk orang yang ber-etika dan beradab.

Wallahu A’lam….

*Tulisan ini, disarikan dari tulisan mantan Mufti Mesir Prof. Dr. Ali Jum’ah.

Bagikan Artikel ini:

About Achmad Amiruddin Lc

Check Also

shalat taubat

Jangan Putus Asa Ketika Berdosa, Berbaik Sangkalah Kepada Tuhan

Setiap insan tidak lepas dari kesalahan, kecuali para para Rasul dan Nabi yang selalu dijaga …

tahun baru islam

Tadabbur Makna Hijrah di Tahun Baru 1442 H; Belajar pada Sejarah dan Tidak Mendistorsi Sejarah

Memperingati Tahun Baru Islam sekaligus mengenang sejarah hijrah. Karena itu sebuah keniscayaan kita belajar terhadap sejarah dengan baik agar tidak terjadi distorsi sejarah