WhatsApp Image 2020 04 16 at 11.33.46 1
WhatsApp Image 2020 04 16 at 11.33.46 1

Penyempurna Puasa, Tapi Fatal Jika Ditinggalkan

Puasa bertujuan untuk mensucikan jiwa-jiwa yang dekil, menundukkan nafsu-nafsu yang binal dan meredam angkara yang brutal. Namun, terkadang tujuan asasi ini tak diperoleh oleh pelakunya. Puasa sekedar dianggap merubah jadwal makan saja. Kering dari nilai nilai ilahi. 

Puasa kerapkali ternodai oleh ambisi hawa. Hingga pelakunya hanya mendapatkan rasa haus dan dahaga, tanpa mampu memantik pahalanya. “Rubba Shaimin hadhdhuhu min shiyamihi al-ju’ wa al-‘athasy”.HR: Ahmad, 8675.

Nah, untuk mengembalikan ibadah puasa sebagaimana mestinya, dan memberikan hak shaim (orang yang berpuasa) sesuai haknya, serta menyempurnakan fungsi puasa, disyari’atkanlah zakat fitrah. Sebagai penyempurna tentu hukumnya wajib, seperti halnya puasa Ramadhan yang wajib hukumnya, sesuai dengan kaidah al-Fiqhiyyah yang berbunyi :

وما لا يتم الواجب إلا به فهو واجب

Sesuatu yang menjadi pelengkap dan penyempurna sesuatu yang wajib, maka sesuatu itu juga dianggap hal yang wajib pula” (Al-Ahkam, al-Amudi, 1/117).

Puasa Ramadhan tidak akan sempurna fungsinya (pahalanya) tanpa disertai dengan zakat fitrah. Maka zakat Fitrah itu juga menjadi hal yang wajib untuk dilaksanakan. Artinya, zakat Fitrah akan berakibat buruk pada perjalanan puasa Ramadhan seseorang.

Habib Abdullah Ibn Husain Ibn Thahir pernah bermimpi di suatu malam. Beliau meliau ibadah puasanya terkatung katung di langit, tidak naik dan tidak pula turun. Akhirnya ia mencari penyebabnya, dan ia tahu sebabnya. Sebabnya adalah pelayannya yang ia suruh menyerahkan zakat fitrahnya salah memilih orang. Pelayannya menyerahkan zakat fitrah Habib Abdullah Ibn Husain Ibn Thahir kepada orang yang menurut hukum tidak layak menerima zakat fitrah. (Al-fawaid al-Mukhtarah, 583).

Pengalaman spiritual Habib Abdullah Ibn Husain Ibn Thahir senada dengan sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibn jarir al-Thabari :

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم « » صوم رمضان معلق بين السماء والأرض ولا يرفع إلا بزكاة الفطر « ، قال ابن شاهين : حديث غريب جيد الاسناد

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallama  bersabda: “ Puasa Ramadhan akan terkatung katung dilangit dan di bumi, puasa Ramadhan tidak akan pernah bisa terangkat ke langit kecuali dengan Zakat Fitrah”.

Ibnu Syahin berkata: walaupun hadits ini tergolong hadits yang langka (gharib) namun mata rantai sanadnya sangat bagus sekali (Al-Dur al-Mantsur, Jalaluddin al-Suyuthi, 2/196).

Zakat Fitrah dan puasa Ramadhan tak ubahnya seperti dua anak kembar, terikat oleh satu telepati psikologis yang teramat kuat. Mungkin sama persis keterkaitannya dengan titah shalat dan zakat, atau perintah mentaati Allah dan Rasul, atau perintah bersyukur kepada Allah dan kedua orang tua.

Artinya, puasa seseorang tidak diterima ketika masih belum menunaikan Zakat Fitrah, sama persis dengan shalat, ya harus zakat. Atau bersukur kepada Allah, harus juga bersyukur kepada orang tua. Keduanya memiliki mata rantai hubungan yang tidak bisa diputuskan.

Bagikan Artikel ini:

About Abdul Walid

Alumni Ma’had Aly Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo

Check Also

hewan yang haram

Fikih Hewan (1): Ciri Hewan yang Haram Dimakan

Soal halal-haram begitu sentral dan krusial dalam pandangan kaum muslimin. Halal-haram merupakan batas antara yang …

tradisi manaqib

Tradisi Membaca Manaqib, Adakah Anjurannya ?

Salah satu amaliyah Nahdhiyyah yang gencar dibid’ahkan, bahkan disyirikkan adalah manaqiban. Tak sekedar memiliki aspek …