Agama asli Indonesia merupakan konsep-konsep keruhanian dalam masyarakat suku yang secara internal tumbuh, berkembang, dan mencapai kesempurnaanya sendiri tanpa imitasi atau pengaruh eksternal. Para pengikut agama yang juga disebut animisme ini mempercayai adanya Ruh Tuhan yang mengalir dalam setiap makhluk.
Dalam sejarahnya, agama asli Indonesia itu mengalami pasang surut, terutama dalam menghadapi persaingan dengan agama-agama baru yang lebih unggul dalam hal kesempurnaan ajaran-ajaran baik dari segi teologi, tata aturan sosial, maupun ideologi politiknya hampir saja membuatnya punah, terutama pada masa dominasi Islam (Kesultanan Demak) awal abad ke-16.
Namun pada masa-masa tertentu, ketika kesultanan Islam mengalami kemunduran dan hadirnya penjajahan Belanda, ia kembali mendapat angin segar di bawah perlindungan pemerintahan lokal.
Setelah Indonesia merdeka pada 1945, UUD membatasi agama-agama yang diakui secara resmi, seperti Hindu, Budha, Kristen, dan Islam—meski sebenarnya di dalam UUD tidak secara eksplisit membatasi jumlah agama di Indonesia.
Menurut Kuntjaraningrat(1974), istilah agama digunakan untuk menyebut enam agama yang diakui resmi oleh negara, seperti Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, dan Konghucu. Sedangkan semua system keyakinan yang tidak mau atau belum diakui secara resmi disebut religi (agama).
Adapun menurut Parsudi Suparlan (1988), agama sebagai seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan dunia gaib, khususnya dengan Tuhan, mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya, dan mengatur manusia dengan lingkungannya. Secara khusus, agama didefinisikan sebagai suatu sistem keyakinan yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh suatu kelompok atau masyarakat dalam menginterpretasi dan memberi tanggapan terhadap apa yang dirasakan serta diyakini sebagai yang gaib da suci.
Agama asli Indonesia
Agama Hindu diyakini masuk pada abad pertama Masehi, tak lama disusul Budha. Islam sendiri masuk kira-kira seabad setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw. Di abad ke-7 sudah ada kerajaan Islam Perlak di Aceh. Lalu Agama Kristen masuk bersama orang-orang Eropa ke Indonesia. Konghucu tentu masuk bersama pada pedagang dan imigran dari daratan Tiongkok ke Indonesia.
Sebelum kedatangan agama-agama dari luar, dalam buku sejarah di sekolah, hanya disebutkan aliran kepercayaan seperti Animisme dan Dinamisme saja. Buku pelajaran sejarah yang beredar di sekolah tak menyebut dengan jelas agama-agama asli Indonesia.
Padahal, ada banyak agama asli Indonesia sebelum masuknya agama-agama dari luar. Ada Kaharingan sebelum agama Kristen dan Islam masuk ke Kalimantan. Agama ini dianut orang-orang Dayak. Sunda Wiwitan dan Buhun juga tumbuh di daerah berlatar budaya Sunda di sekitar Jawa Barat. Di daerah Banten, orang-orang Badui sebelum Islam sampai, sudah berkembang Urang Kanekes. Di daerah berbahasa Jawa di Jawa Tengah dan Jawa Timur setidaknya ada beberapa kepercayaan seperti Kejawen, Purwoduksino, Budi Luhur. Di zaman kolonial, setelah masuknya Islam, muncul agama Samin (Matanasi, 2016).
Karena itu, agama Hindu dan Budha lebih dulu ada dan berkembang di nusantara sebelum Islam, yang dibawa oleh pedagang India. Bahkan kerajaan Budha terbesar di Asia Tenggara, yakni Kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan yang wilayah kekuasaannya meliputi Jawa, Sumatera, dan Melayu.
Agama Hindu dan Budha mengalami perkembangan pesat hingga sejak abad pertama dan kedua Hijriyah, dan mengalami kemajuan selama kurang lebih 7 abad. Pada periode inilah berhasil membangun kreasi Candi Borobudur.
Berdirinya kerajaan Majapahit (1293-1478 M) terinspirasi dari sinkretisme ajaran Hindu dan Budha. Seiring dengan tersebarnya Islam di seluruh Indonesia setelahj berdiri kesultanan Islam, orang-orang Hindu berhijrah ke Pulau Bali pada kisaran tahun 1932.
Keberadaan agama Hindu di Indonesia, terutama di Bali, mengalami pencampuran dengan kepercayaan-kepercayaan lokal, bahkan dari segi nama pun beralih menjadi Hindu Bali.
Begitulah dinamika sejarah keagamaan di Indonesia sebelum Islam menjadi agama mayoritas. Pemahaman ini penting diinternalisasi untuk mengetahui posisi Islam, yang dalam sejarahnya, mengalami kontestasi berebut pengaruh dengan agama-agama lain.
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah