Zainol Huda

Alumnus Ma’had Aly Salafiyah Syafi’iyah Situbondo dan Dosen STAI Miftahul Ulum Tarate Sumenep.

Kaidah Fikih: Menimbang Dua Hal Yang Kontradiktif

kaidah tentang kontradiksi

Kaidah ini berbicara tentang cara menimbang dua hal yang kontradiktif atau bertentangan. Mana kira-kira yang didahulukan? Kontradiksi adalah hukum alam (sunnatullah) yang sengaja diciptakan agar terjadi dialektika demi keberlangsungan alam itu sendiri. Dialektika dalam dunia filsafat merupakan teori Hegel yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang terdapat di alam semesta merupakan hasil dari pertentangan antara dua hal yang memunculkan hal baru, …

Read More »

Kaidah Fikih: Ketika Badai telah Berlalu

kaidah badai

Kaidah kali ini tentang hukum yang terhalangi pemberlakuannya karena ada rintangan. Ketika penghalang itu sudah tidak ada, hukum dapat diberlakukan kembali. Idealisme selalu menempel pada tataran konsep. Karena konsep merupakan hasil pemikiran yang ideal. Pada tataran praktik akan berhadapan dengan berbagai macam persoalan. Demikian juga dengan hukum, pada tataran konsep sangat ideal dan sempurna, namun praktik di lapangan akan mengalami …

Read More »

Kaidah Fikih: Jangan Salah Mengartikan Diam

diam

Kaidah berikut menerangkan tentang kondisi diam yang penuh dengan makna. Jangan salah mengartikan sikap diam. Diam itu emas, diam itu hikmah. Diam itu menandakan lemahnya iman di dada, diam itu pengecut. Masih banyak lagi kata mutiara yang menyoroti tentang makna diam. Diam bagaikan dua mata pisau yang dapat difungsikan untuk menyelamatkan atau bahkan mencelakakan. Suatu sikap yang kadang mendapat pujian …

Read More »

Metode Tafsir Al-Qur’an (Bagian II )

metode tafsir2

Sebagaimana diulas dalam artikel sebelumnya, bahwa metode tafsir al-Qur’an terbagi dalam dua kategori, yakni tafsir bil ma’tsur dan tafsir bir ra’yi. Kategori pertama berpedoman pada riwayat, disebut juga tafsir bir riwayah. Sementara kategori kedua berpedoman pada ijtihad dan pemikiran, disebut tafsir bid dirayah. Semua karya tafsir klasik dapat dimasukkan ke dalam salah satu dua kategori ini. Sebagaimana sebagian besar telah …

Read More »

Kaidah Fikih: Pengikut Yang Belum Mandiri

Pengikut Belum Mandiri

Kaidah ini berbicara tentang status hukum pengikut yang belum mandiri. Kemandirian dalam segala hal merupakan impian setiap manusia. Mulai dari lingkup kecil seperti keluarga hingga lingkup yang lebih luas semisal negara. Kemandirian adalah kemerdekaan dalam bersikap dan berdaulat. Founding fathers bangsa Indonesia mencita-citakan agar negara ini berdikari, berdiri di atas kaki sendiri. Artinya, sebagai sebuah negara yang bercita-cita agar rakyatnya …

Read More »

Metode Tafsir Al-Qur’an (Bagian I)

tafsir

Sebuah teks apapun bentuknya merupakan ‘benda mati’ yang tak berbunyi. Ia berbunyi ketika sudah dibunyikan oleh pembaca yang mengeja kata demi kata yang membentuk sebuah kalimat dalam bangunan teks. Begitu juga Al-Qur’an dalam bentuk mushaf yang dicetak. Sebagai sebuah teks, Al-Qur’an tidak mampu menyampaikan pesan-pesan ilahi tanpa ada yang membaca dan mengkajinya. Membunyikan pesan-pesan Al-Qur’an membutuhkan media yang bernama ilmu …

Read More »

Kaidah Fikih: Pemakluman Terhadap Pengikut

kaidah pemakluman hukum

Kaidah ini berbicara tentang barang atau seseorang yang berposisi sebagai sebagai tabi’, akan mendapatkan toleransi atau pemakluman hukum yang tidak bisa didapatkan ketika ia berposisi sebagai matbu’. Dinamika kehidupan harus berjalan mengikuti rumus keseimbangan. Keseimbangan merupakan sunnatullah yang harus dipatuhi oleh semua makhluk apapun di muka bumi ini. Jika terdapat pihak-pihak yang melawan rumus keseimbangan dengan melakukan upaya-upaya yang bertentangan, …

Read More »

Kaidah Fikih: Kesetiaan Seorang Pengikut

kesetiaan pengikut

Kaderisasi dalam sebuah organisasi itu penting. Keberlangsungan sebuah organisasi ditentukan oleh bagaimana merekrut dan merawat kader. Kaderisasi yang mengacu pada kualitas akan lebih efektif dari pada kaderisasi yang hanya mementingkan kuantitas. Tidak perlu banyak orang, yang terpenting adalah militansi dan loyalitas terhadap organisasi. Loyalitas dan militansi kader yang akan banyak berperan dalam menghidupkan roh organisasi. Oleh karena itu, membangun mental …

Read More »

Etika Seorang Mufasir

etika mufasir

Selain kriteria dan syarat yang harus dipenuhi, ada pula etika mufasir yang harus dimiliki ketika seseorang bergelut dengan aktifitas penafsiran al-Qur’an. Pepatah Arab mengatakan qimatul mar’i akhlaquh, nilai seseorang terletak pada budi pekertinya. Setinggi apapun derajat keilmuan seseorang jika tidak dihiasi dengan budi pekerti yang luhur nilainya akan rendah di mata masyarakat, lebih-lebih di hadapan Sang Pencipta. Misi risalah Nabi …

Read More »

Kaidah Fikih: Tidak Boleh Melangkahi Pemimpin

kriteria pemimpin

Seperti yang telah dibahas dalam kaidah, at-tabi’u tabiun, pengikut harus ikut, bahwa sesuatu yang mengekor terhadap sesuatu yang lain tidak bisa berdiri sendiri, keberadaannya diposisikan sebagai barang yang tidak berwujud (ma’dum). Dengan demikian, kaidah ini memunculkan kaidah turunan sebagai konsekuensi ketidak mandirian sesuatu yang mengekor. Konsekuensi dari ketidakmandirian tersebut, ia tidak bisa menjadi objek hukum. Ia tidak memiliki status hukum …

Read More »

Kaidah Fikih: Pengikut Jangan Ambil Keputusan Sendiri

kaidah pengikut

Kepatuhan terhadap pemimpin mutlak dibutuhkan untuk mencapai ketertiban dan stabilitas dalam menjalankan sebuah cita-cita bersama. Seorang pemimpin sangat dibutuhkan untuk mengambil keputusan-keputusan agar satu suara untuk diarahkan pada tujuan yang sama. Spirit pemimpin dan yang dipimpin atau pengikut dalam Islam tercermin dalam persoalan yang sangat sederhana, yakni dalam situasi perjalanan (musafir). Ketika melakukan perjalanan dengan melibatkan beberapa orang, hendaklah satu …

Read More »

Kriteria dan Syarat Seorang Mufasir

syarat mufasir

Kriteria dan syarat mufasir yang harus dimiliki bagi seseorang yang bergelut dalam aktifitas menafsirkan al-Qur’an. Al-Qur’an adalah sumber hukum dan pengetahuan umat Islam. Namun, untuk menggali kandungan yang terdapat dalam samudera ayat-ayat Al-Qur’an dibutuhkan kemampuan yang memadai. Tidak sekedar membaca, menerjemahkan, tetapi butuh aktifitas tafsir (interpretasi) dalam memahaminya. Dalam tulisan sebelumnya telah dijelaskan tentang pengertian tafsir. Melihat definisi tafsir yang …

Read More »

Kaidah Fikih: Pengikut Harus Ikut

kaidah fikih pengikut

Dalam sebuah transaksi apapun, yang menjadi objek transaksi adakalanya benda atau barang yang mempunyai bagian yang dapat dipisahkan. Kadangkala satu kesatuan yang tak terpisah dan benar-benar menyatu. Ragam objek transaksi ini memunculkan status hukum yang berbeda terkait bagian-bagian tersebut. Apakah bagian itu menjadi include dalam transaksi tanpa disebutkan secara detail ataukah harus ditegaskan dalam akad? Kaidah berikut menjadi pijakan dalam …

Read More »

Kaidah Fikih: Menghentikan Potensi Kejelekan

haram menyimpan

Suatu barang yang haram jika dikonsumsi atau dimanfaatkan, haram pula untuk menyimpannya. Tindakan preventif sangat dibutuhkan dalam segala aspek kehidupan. Sikap sigap sebelum terjadi merupakan bentuk ikhtiar yang harus ditempuh sebelum menyerahkan sepenuhnya (tawakkal) kepada Yang Mahakuasa. Sedia payung sebelum hujan, begitu pepatah mengatakan. Tak terkecuali dalam syariat Islam, tindakan pencegahan ini menjadi salah satu dalil yang diperhitungkan dalam deretan …

Read More »

Kaidah Fikih: Menyuruh Sama dengan Melakukan

kaidah menyuruh

Menyuruh sama dengan melakukan. Memerintah hal haram sama saja dengan melakukannya. Masih seputar perbuatan terlarang atau haram dalam bahasa fikih. Senada dengan pembahasan sebelumnya, bahwa segala bentuk barang haram yang dilarang bagi seseorang untuk mengambilnya, maka memberikan kepada orang lain juga haram. Karena perbuatan menyodorkan dengan cara hibah atau yang lain dianggap sebagai bentuk membantu terhadap perbuatan haram. Alhasil, segala …

Read More »

Kaidah Fikih: Stop Tularkan Keburukan

kaidah menularkan keburukan

Sesuatu yang buruk untuk diambil, tetap buruk ketika diberikan kepada orang lain. Kaidah ini menjadi pijakan untuk tidak menularkan keburukan. Islam sangat tegas dan tidak main-main dalam persoalan perkara haram. Tidak ada celah sedikit pun untuk praktik terlarang tersebut. Semua kran yang diduga akan mengalirkan barang haram harus ditutup rapat-rapat. Perlakuan tersebut berbeda dengan perkara wajib. Perintah wajib yang dibebankan …

Read More »

Terjemah, Tafsir, dan Takwil : Sebuah Pengantar

tafsir

Terjemah, tafsir dan takwil adalah perangkat dalam memahami makna dan arti Al-Qur’an. Namun, sejauhmana ketiganya berperan dalam memberikan pemahaman yang utuh terhadap sumber tertinggi ini? Al-Qur’an merupakan pedoman, panduan, dan petunjuk bagi seluruh umat Muhammad. Ia menjadi sumber legislasi hukum yang paling utama dan sebagai rujukan dengan hirarki paling tinggi dalam Islam. Sebagai sumber, Al-Qur’an harus dipahami secara sempurna agar …

Read More »

Kaidah Fikih: Dispensasi Ada Batasnya

kaidah dispensasi hukum

Dalam kondisi sulit orang bisa menikmati dispensasi. Tetapi dispensasi ada batasnya, yakni ketika ketika sebab sulit itu telah hilang. Sebuah aturan dan hukum apapun bentuknya dilegislasikan untuk objek, situasi dan kondisi normal. Artinya, kenormalan merupakan acuan dasar dalam pembentukan sebuah hukum. Namun, dalam tataran praktik di lapangan tentu dan sudah pasti akan dijumpai situasi dan kondisi abnormal. Ke-abnormal-an mengharuskan pemberlakuan …

Read More »

Kaidah Fikih: Menghargai Hasil Ijtihad

ijtihad

Hasil ijtihad yang terbaru dalam suatu persoalan tidak bisa menghapus ijtihad yang telah ada sebelumnya. Secara garis besar sumber hukum Islam hanya ada tiga: Al-Qur’an, Hadis, dan ijtihad. Untuk memudahkan beragam metode yang digunakan dalam kreasi ijtihad ini kemudian dibuatlah istilah-istilah yang membedakan satu metode dengan metode yang lain. Lalu muncul istilah ijma’, qiyas, istihsan, maslahah mursalah, dan lain sebagainya. …

Read More »

Kaidah Fikih: Setiap Ungkapan Memiliki Arti yang Mandiri

kaidah ungkapan 2

Kalimat yang terlontar menjadi sebuah ungkapan bahasa lisan bagaikan anak panah yang melesat dari busurnya. Anak panah itu meluncur begitu gesitnya menuju objek dan sasaran yang dituju. Saat lepas dari busurnya ia tak mungkin ditarik kembali. Dengan secepat kilat ia siap menancap di medan yang dituju oleh pemilik busur. Kalaupun salah sasaran ia tetaplah anak panah yang tak mungkin kembali. …

Read More »

Kaidah Fikih: Arti Sebuah Jawaban

arti sebuah jawaban

Dalam dialog arti sebuah jawaban mempunyai konsekuensi pemahaman kepada penanya. Karena itulah, penting berhati-hati dalam memberikan jawaban. Dalam komunikasi sehari-hari yang dilakukan oleh minimal dua orang atau lebih pasti tidak telepas dari adanya dialog. Dalam dialog yang sering muncul adalah kalimat tanya dan jawab. Karena sebuah percakapan akan berlangsung dan mengalir secara alami jika dimulai dengan kata tanya. Mulai dari …

Read More »

Kaidah Fikih: Hemat Berbicara

hemat berbicara

Dalam realitas sosial terdapat berbagai macam karakter manusia dalam mengungkapkan keinginan dan rasa. Karakter berbicara ini seringkali dikaitkan dengan cara seseorang bekerja dan bertindak. Setidaknya ada empat macam karakter seseorang dalam berbicara. Pertama, tipe orang yang sedikit berbicara banyak bekerja. Tipe ini sangat pelit dalam berkata-kata, ia lebih suka action agar tanggung jawab segera tuntas. Kedua, orang yang sedikit berbicara …

Read More »

Malapetaka Virus Corona dan Pentingnya Qunut Nazilah, Ini Tata Caranya

qunut nazilah

Para ulama sepakat bahwa qunut sunnah dibaca dan diamalkan saat kaum muslimin tertimpa bencana dan malapetaka. Qunut dalam situasi genting ini dikenal dengan istilah qunut nazilah.   Sejak diumumkan oleh Presiden Joko Widodo bahwa Indonesia tidak lagi bebas dari penyebaran virus corona masyarakat timbul kecemasan bahkan kepanikan massal. Virus corona telah menjadi momok menakutkan dan malapetaka mematikan yang menghantui semua …

Read More »

Kaidah Fikih: Jangan Sembarang Mengartikan Sebuah Ungkapan

kaidah fikih ungkapan2

Masih seputar bahasa yang digunakan dalam percakapan. Sebuah ungkapan terkadang sangat detail penuh catatan dan terfokus pada objek tertentu, sehingga tidak ada peluang untuk menerima penafsiran lain. Di sisi lain, kadang kala sebuah ungkapan tidak disertai kriteria dan catatan khusus yang mengarah pada makna tertentu. Ungkapan seperti ini tentu memberikan kebebasan terhadap audiens untuk memberikan interpretasi tanpa batas. Jika ungkapan …

Read More »

Kaidah Fikih: Ungkapan Sebagian yang Mencakup Keseluruhan

kaidah fikih ungkapan

Maksud kaidah fikih kali ini bahwa ungkapan yang menyebutkan barang yang tidak mungkin terbagi maka dihukumi menyebut secara keseluruhan. Berbagai bahasa lisan muncul dalam percakapan sehari-hari. Bahasa menjadi unsur yang diperhitungkan dalam elemen budaya. Dengan bahasa manusia dapat mengekspresikan kehendak dan menciptakan budaya dalam masyarakatnya. Pemaknaan terhadap bahasa lisan mengharuskan untuk memahami konteks dan latar belakang budaya yang melingkupinya. Kadang …

Read More »